Jarum runcing di jam yang melingkar di pergelangan tangan Aira menunjukkan pukul 17.30, bagaskara bersiap-siap untuk berpamitan setelah menunaikan tugasnya hari ini dan bersiap memberi terang pada penduduk Bumi dalam diamnya melalui rembulan. Perjalanan sepulang kerja selalu diwarnai rangkaian besi-besi besar bermuatan wajah kusut penuh peluh. Isi kepala dan lelah daksa membuatnya abai pada indahnya jingga tanda pamitnya sang bagaskara. Benda empuk di tempat bernama rumah serta segarnya alir menjadi damba. Namun, berbeda dengan dua insan yang tengah asik bercengkrama menikmati henti sejenaknya roda empat yang mereka tumpangi akibat sesaknya muatan jalanan. Sekadar bertemu sapa dan bertukar cerita mampu mengisi kembali daya yang terkuras akibat hampir dua belas jam digunakan untuk bergelut dengan kertas dan layar komputer. “ kalau salat di rumah keburu gak?” Tanya yang laki-laki. “kayaknya enggak nih, ini masih panjang. Nanti berhenti di masjid depan warteg b...
"Don't forget to turn on the light"Albus D.