Langsung ke konten utama

CINTA dalam DUA POTONG ROTI (puisi)



Perasaanku bercampur menjadi satu, bag adonan roti
Dipenuhi dengan tepung mewakili bingungku
ditambahkan telur sebagai gelisahku
Tak lengkap bila tak kutambahkan baking soda, dialah sedihku
Gula sebagai pemanis dan kutaburi meses sebagai bunga-bunga hatiku

Satu masalah, aku ingin membuat roti yang utuh
Namun entah mengapa roti itu terbagi dua
Tentulah dia tak sesempurna yang kuinginkan
Aku ingin dia bulat dan aku yang membaginya
Jika terbagi dua saja, aku tak menginginkannya
Terbagi dua, ke dalam ukuran yang sama

Aku menginginkannya, namun tak tahu harus yang mana
Tak mungkin pula aku pilih keduanya
Aku tahu, semuanya sama, rasanya tentu sama
Namun, aku selalu berhati-hati menentukan pilihan
Aku tak ingin salah pilih…
Tapi, jika aku tak memilihnya, aku pun tak ingin roti itu untuk orang lain
Egois memang, jahat memang, walau itu agar roti itu tak sia-sia
Tapi, hatiku masih tak rela
Pikiranku masih berusaha membujuk hatiku, namun hasilnya nihil

Kucoba sentuh satu bagian, menggetarkan jiwa
Entah mengapa tubuhku menjadi panas dingin,
Jantungku terlonjak, berpacu begitu cepat
Hatiku terasa tentram namun pikiranku kalut
Ada otot yang menarik garis bibirku melengkung,
Namun aku memaksa tak bisa, aku dapat menelan obat karenanya
Aliran darahku terasa berhenti, wajahku memucat
Dan inginku, aku ingin tidur sebentar saja

Kusentuh bagian yang kedua, menentramkan jiwa
Entah jiwaku terasa tentram, suhuku dingin membeku
Jantungku pun terkejut, namun berpacu dengan lembut
Pikiranku ikut kalutt, memikirkan segala hal
Ada perasaan bahagia di hatiku
Sendi-sendiku memintaku berbuat bodoh, berlaku manja
Bibirku tak hentinya tersenyum memandang roti itu,
Yang memberiku segelas madu

Aku akan memilih yang mana, aku pun tak tahu
Aku tak ingin pil pahit dari yang pertama,
Namun, yang kedua pun tak selalu memberiku madu
Kesadaranku pulih,
Aku tak bisa dengan keduanya,
Adik kecilku mungkin meneteskan air mata karena yang pertama
Dan yang kedua batinku menolakk, 
Walau waktu yang sama, di mataku yang kedua lebih coklat

Tiingg!! Bunyi itu menyadarkanku…
Masih banyak roti yang lainnya
Yang lebih baik, yang lebih sempurna
Yang dapat kubagi sesukaku
Aku harus melupakan kedua bagian roti itu


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Fisika (Arus & Tegangan)

MENGUKUR ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK I.                    Tujuan:   Mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik II.                 Landasan Teori 1.       Hukum Ohm              “ besar kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial antar ujung-ujung penghantar , asalkan suhu penghantar tetap . “                 Hukum ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan, dan tahanan berhubungan.  George ohm menentukan secara eksperimental bahwa jika tegangan yang melewati sebuah tahanan bertambah nilainya maka arusnya juga akan bertambah nilainya. Begitu juga sebaliknya. Hukum ohm dapat dituliskan dalam rumus seb...

I WANT TO DIE BUT I WANT TO EAT TEOKPOKKI Part 1

Dari: diriku Untuk: diriku   saya minta maaf! *** Sebelumnya saya mau review sedikit tentang buku yang sangat excited saya pesan. Sejujurnya ini kali pertama saya memesan buku secara online , ikut pre-order dan nungguin sampe beberapa puluh hari. Saya benar-benar ingin berterima kasih kepada Baek Se Hee yang telah sangat berbaik hati berbagi kisahnya dan menuliskannya dalam sebuah buku. Awalnya saya mengetahui buku itu karena direkomendasikan oleh boygroup Korea Selatan, BTS tapi pada saat itu hanya ada versi hangeul beberapa lama kemudian saya melihat postingan seorang psikiater yang saya ikuti di twitter dan ia diberi tanggung jawab menuliskan kata pengantar pada buku tersebut. Setelah itu tentu saja saya langsung mencari tahu buku yang sudah diproduksi dalam Bahasa Indonesia tersebut. Melihatnya langsung membuat saya sangat senang, awalnya saya berpikir akan membacanya dalam waktu satu hari saja, nyatanyaaa…buku setebal 236 halaman tersebut harus saya baca berha...

CINTA KETINGGALAN KERETA (cerpen)

CINTA KETINGGALAN KERETA Tak terdefinisikan Perasaan yang tak terdifinisikan Kereta melaju semakin cepat nan semakin jauh Meninggalkanku terpuruk di sini Sunyi senyap… tak ada siapa-siapa selain rel kereta ****                 Mentari memasuki celah-celah kamarku, menusuk kulit kuning langsatku tepat di wajahku.                 “hooaaamm” sinar mentari menggantikan alarm yang teronggok di depan kasur                 Pagi yang cerah untuk memulai hari baru, mengukir kenangan dalam sebuah buku tebal pemberian Tuhan. Kuayunkan kakiku menuju kamar mandi dan segera bersiap ke sekolah tercinta bertemu puluhan makhluk ciptaan Tuhan. Sebelumnya perkenalkan aku Diah. Aku kelas dua SMA dan Umurku 15 tahun, tidak, tahun ini akan 16 tahun. Tapi sebelum ta...