Langsung ke konten utama

Laporan Fisika (Arus & Tegangan)



MENGUKUR ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK
I.                   Tujuan:  Mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik
II.                Landasan Teori

1.      Hukum Ohm
            “ besar kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial antar ujung-ujung penghantar , asalkan suhu penghantar tetap . “   
            Hukum ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan, dan tahanan berhubungan.  George ohm menentukan secara eksperimental bahwa jika tegangan yang melewati sebuah tahanan bertambah nilainya maka arusnya juga akan bertambah nilainya. Begitu juga sebaliknya. Hukum ohm dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
V=IR
V= tegangan
R= tahanan
I= kuat arus
            Hukum ohm juga menyatakan bahwa pada tegangan yang konstan, jika nilai tahanan di perkecil maka akan diperoleh arus yang lebih kuat. Begitu juga sebaliknya dan dapat ditulis sebagai berikut.
I= V/R
            Hukum ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahana seri. Yang di maksud dengan rangkaian tahanan seri adalah tahanan di hubungkan ujung tahanan yang ada pada rangkaian ke ujung atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan tahanan lebih dar satu, diperlukan jumalah total nilai tahanan tahanan tersebut. Hal ini dapat di mengerti karena setiap tahanan yang ada pada rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir (rusdianto,1999:19).
            Resistor merupakan elemen pasif  yang paling sederhana. Kita akan memulai bahasan kita dengan memperhatikan hasil kerja fisikawan jerman, georg simon ohm, yang pada tahun 1827 mempublikasikan sebuah pamflet yang memaparkan hasil-hasil dari usahanya mengukur arus dan tegangan serta hubungan matematika di antara keduanya. Salah satu hasil  yang diperoleh adalah pernyatan tentang relasi fundamental yang saat ini kita sebut sebagai hukum ohm. Meskipun hal ini telah ditemukan 46  tahun sebelumnya di inggris oleh henry cavendish. Pamflet yang dipublikasikan oleh georg simon ohm banyak menerima kritik yang tak pantas dan menjadi bahan tawaan selama beberapa tahun setelah di publikasi pertamanya akhirnya karya itu diterima beberapa tahun setelahnya.
            Hukum ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal-terminal material penghantar berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melalui material ini, secara matematika hal ini dirumuskan sebagai,
V = i R
Dimana konstan proporsionalitas atau kesebandinagn R disebut resistansi. Satuan untuk resistansi adalah ohm, dan bisa disingkat dengan huruf besar omega, Ω (durbin, 2005:22).
            Elektron –elektron bebas bergerak dalam suatu medan listrik yang memperagakan periode yang sama sebagai lettice-nya. Selama gerakan gerakan mereka, elektron-elektron bebas ini sering sekali disebarkan oleh medan. Uraian yang sesuai untu gerakan elektron jenis ini harus menggunakan metode mekanika kuantum. Disini uraian yang termasuk sederhana sudah mencukupi. Ketika tidak terdapat medan listrik eksternal, elekton-elektron tersebut bergerak kesegala arah dantidak ada transportasi muatan netto atau arus listrik. Tetapi jika digunakan sebuah medan listrik eksternal, terjadi aliran gerakan dari gerakan-gerakan elektron sembarang sehingga terjadi arus listrik. Tampaknya alamiah untuk menganggap kekuatan dari arus tersebut sesuai dengan medan listrik.
            Untuk membuktikan hubungan ini, kita meninjau hasil-hasil percobaan  yang telah dilakukan. Salah satu hukum fisika yang mungkin paling dikenal oleh para mahasiswa adalah hukum ohm, yang menyatakan bahwa untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan, perbandingan antara perbedaan antara perbedaan potensial ∆V antara dua titik dari konduktor dengan arus listrik I yang melaui konduktor tersebut adalah konstan. Konstan ini disebut tahanan listrik R dari konduktor antara dua titik. Jadi hukum ohm bisa dinyatakan sebagai:
∆V  = R  atau  I = ∆V
I                            R
Dari persamaan kelihatan bahwa R dinyatakan dalam satuan SI sebagai volt ampere atau m2 kg s-1 C-2 , dan disebut ohm (Ω). Jadi satu ohm adalah tahanan suatu konduktor yang dilewati arus satu ampere ketika perbedaan potensialnya dijaga satu volt diujung-ujung konduktor tersebut (alonso, 1992:76)

2.       Alat Ukur Listrik
a.      Alat ukur arus
Alat untuk mengukur arus yang mengalir melalui suatu komponen listrik , misalnya resistor adalah amperemeter . bagian terpinting dari amperemeter adalah galvometer , yang berupa jarum penunjuk pada suatu skala tertentu . galvometer bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan pembawa arus . penyimpangan jarum galvometer sebanding dengan arus yang melewatinya . sensivitas arus skala penuh  Im dari sebuah galvometer merupakan arus yang dibutuhkan agar jarum menyimpang dengan skala penuh. Bila sensivitas Im adalah 50mA , maka untuk arus 50mA akan menyebabkan jaru bergerak ke ujung skala , sedangkan arus 25mA akan menyebabkan jarum menyimpang setengah skala penuh . jika tis=dak ada arus jarum jarum seharusnya berada di angka nol dan biasanya ada tombol pemutar untuk mengatur skala titik nol ini.
b.      Alat Ukur Tegangan
Alat untuk mengukur tegangan adalah voltmeter . voltmeter juga terdiri dari galvometer danresistor . voltmeter dapat dirangkai parallel dengan elemen rangkaian yang tegangannya akan diukur . voltmeter digunakan untuk mengukur bedapotensial antara dua titik dan kedua ujung kawatnya (kawat penghubung) dihubungkan ke kedua titik tersebut . makin besar hambatan dalamnya , maka makin kecil pengaruh terhadap rangkaian yang diukur .
c.       Pembacaan skala alat ukur listrik
Secara umum  pembacaan skala dapat dirumuskan sebagai berikut :
ü  Kuat Arus ( I )
I  =angka yg d tunjukkan jarum x angka pada skala pemilih / batas maksimun 

ü  Besar tegangan

            =  angka yg ditunjuk voltmeter  x Batas maksimun / skala maksimun



PERCOBAAN
III.             Alat dan Bahan:
·         Amperemeter
·         Voltmeter
·         Hambatan
·         Sumber tegangan, yaitu baterai 4 buah
·         kabel penghubung
·         penjepit buaya 4 buah

IV.              Prosedur Kerja

1.      Kami merangkai alat dan bahan seperti pada gambar di bawah ini
2.      Kemudian kami membaca dan mencatat skala yang ditunjuk oleh alat ukur ke dalam
Tabel berikut ini:Flowchart: Connector: AFlowchart: Connector: V





No
Banyaknya
Baterei (buah)
Beda Potensial
V (V)
Kuat Arus
I (A)
Nilai
V/I
1
1



2
2



3
3



4
4




3.      Kami mengulangi kegiatan 2 dengan menggunakan 2-4 baterei
Kemudian, kami mencatat data yang diperoleh secara lengkap dalam tabel


V.                Hasil percobaan :
Untuk R = 10 Ω
Sumber
Arus
Tegangan
Nilai
1 baterai
5 skala
8 skala

2 baterai
11 skala
15 skala

3 baterai
16 skala
22 skala

4 baterai
22 skala
28 skala


Untuk R = 20 Ω
Sumber
Arus
Tegangan
Nilai
1 baterai
3 skala
8,5 skala

2 baterai
6 skala
16 skala

3 baterai
9 skala
24 skala

4 baterai
12 skala
32    skala


VI.             Analisis hasil percobaan :
NST amperemeter :
                     BUA = 1. A
A                                                        NST = =  = 0,02 A = 20 mA
                      JS = 50
NST  Voltmeter :
                       BUA = 10 v
V                                                          NST = =  = 0,2 A = 2 mA
                      JS = 50
Perhitungan :
Untuk R = 10 Ω
·         I1 = 5 skala : 5 x 0,02 = 0,1 A               =  = 16
V1 = 8 skala : 8 x 0,2 = 1,6 v
·         I2 = 11 skala : 11 x 0,02 = 0,22 A                     =  = 13,63
V2 = 15 skala : 15 x 0,2 = 3 v
·         I3 = 16 skala : 16 x 0,02 = 0,32 A                     =  = 13,75
V3 = 22  skala : 22 x 0,2 = 4,4 v
·         I4 = 22  skala : 22 x 0,02 = 0,44 A                    =  = 12,7
V4 = 28 skala : 28 x 0,2 = 5,6 v

Untuk R = 20 Ω
·         I1 = 3  skala : 3 x 0,02 = 0,06 A                        =  = 28,33
V1 = 8,5 skala : 8,5 x 0,2 = 1,7 v
·         I2 = 6  skala : 6 x 0,02 = 0,12 A                        =  = 26,67
V2 = 16 skala : 16 x 0,2 = 3,2 v
·         I3 = 9  skala : 9 x 0,02 = 0,18 A                        =  = 26,67
V3 = 24 skala : 24 x 0,2 = 4,8 v
·         I4 = 12 skala : 12 x 0,02 = 0,24 A                     =  = 26,67
V4 = 32 skala : 32 x 0,2 = 6,4 v
Untuk R = 10 Ω
Sumber
Arus
Tegangan
Nilai
1 baterai
5 skala
8 skala
1,6
2 baterai
11 skala
15 skala
13,63
3 baterai
16 skala
22 skala
13,75
4 baterai
22 skala
28 skala
12,7

           


Untuk R = 20 Ω
Sumber
Arus
Tegangan
Nilai
1 baterai
3 skala
8,5 skala
28,33
2 baterai
6 skala
16 skala
26,67
3 baterai
9 skala
24 skala
26,67
4        baterai
12 skala
32 skala
26,67

VII.        PEMBAHASAN
Teori :   Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (Tegangan) serta Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang disebut hambatan listrik. Hubungan dalam hukum ohm ini yaitu Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (Tegangan). Untuk sementara tegangan dan beda potensial dianggap sama walau sebenarnya kedua secara konsep berbeda. Secara matematika di tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan kesebandingan ini maka perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian di kenal dengan Hambatan (R) sehingga persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V adalah tegangan (volt), I adalah kuat arus (A) dan R adalah hambatan (Ohm). Selain itu perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R atau dituliskan V = I.R.
Praktk : semakin banyak sumber listrik yang digunakan (dalam hal ini baterai) maka kuat arus dan tegangan juga akan semakin bertambah dengan hambatan yang sama. Serta kuat arus dan tegangan jika dibandingkan akan menghasilkan bilangan konstan yang hampir sama dan senilai dengan hambatan yang digunakan tadi. Dapat dilihat dari hambatan 10 Ω menunjukkan kuat arus 5 skala dan tegangannya 8 skala. Jika keduanya dibandingkan menggunakan rumus R =  ,maka akan dihasilkan 1,6  begitu pun yang lainnya dihasilkan 1,3; 1,5 ; dan 1,2. Semuanya mendekati 10 Ω. Jadi,kita bisa mengganti   dengan satuan R yaitu ohm (Ω)
Jadi, berdasarkan teori dan praktek yang kami lakukan, semuanya cocok. Ini menandakan praktek yang kami lakukan dapat berjalan dengan benar sehingga sesuai dengan teori yang telah ada.

VIII.    PENUTUP
Kesimpulan
1. Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (Tegangan)
2. Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang disebut hambatan listrik. ( R= V/I )
3. Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan.
4. Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus yang disebut hambatan listrik merupakan bilangan konstan
5.  Hukum Ohm dapat digunakan untuk mengetahui hubungan tegangan dan kuat arus serta dapat digunakan untuk menentukan suatu hambatan beban listrik tanpa menggunakan Ohmmeter
Saran
1.      Sebelum melakukan praktikum, pratikan harus mempelajari dan memahami dahulu materi yang akan dipraktikumkan, serta membaca dan memahami  buku panduan yang berkaitan dengan praktikum yang akan dilakukan pada waktu itu. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan praktikum tidak kesulitan untuk melakukan praktikum dan agar praktikum berjalan dengan lancar.
2.      Berhati-hati dan serius dalam setiap melakukan percobaan, agar didapat hasil yang maksimal




IX.         DAFTAR PUSTAKA
Alonso, dkk. 1979. Dasar-dasar fisika universitas. Jakarta: Erlangga
Durbin, dkk. 2005. Rangkaian listrik. Jakarta: Erlangga
Rusdianto, eduard. 1999. Penerapan konsep dasar listrik dan elektronika. Yogyakarta: kanisius
Ahmad, Jayadin, ELDAS, 2007, e-book
Arifin, Drs, M.T., Buku Penuntun Elektronika Fisis Dasar 1, Jurusan Fisika Universitas Hasanuddin, Makassar, 2010
Fajar, Belajar Elektronika tanpa Guru. Jakarta : Del Fajar, 2008


Komentar

Postingan populer dari blog ini

I WANT TO DIE BUT I WANT TO EAT TEOKPOKKI Part 1

Dari: diriku Untuk: diriku   saya minta maaf! *** Sebelumnya saya mau review sedikit tentang buku yang sangat excited saya pesan. Sejujurnya ini kali pertama saya memesan buku secara online , ikut pre-order dan nungguin sampe beberapa puluh hari. Saya benar-benar ingin berterima kasih kepada Baek Se Hee yang telah sangat berbaik hati berbagi kisahnya dan menuliskannya dalam sebuah buku. Awalnya saya mengetahui buku itu karena direkomendasikan oleh boygroup Korea Selatan, BTS tapi pada saat itu hanya ada versi hangeul beberapa lama kemudian saya melihat postingan seorang psikiater yang saya ikuti di twitter dan ia diberi tanggung jawab menuliskan kata pengantar pada buku tersebut. Setelah itu tentu saja saya langsung mencari tahu buku yang sudah diproduksi dalam Bahasa Indonesia tersebut. Melihatnya langsung membuat saya sangat senang, awalnya saya berpikir akan membacanya dalam waktu satu hari saja, nyatanyaaa…buku setebal 236 halaman tersebut harus saya baca berha...

CINTA KETINGGALAN KERETA (cerpen)

CINTA KETINGGALAN KERETA Tak terdefinisikan Perasaan yang tak terdifinisikan Kereta melaju semakin cepat nan semakin jauh Meninggalkanku terpuruk di sini Sunyi senyap… tak ada siapa-siapa selain rel kereta ****                 Mentari memasuki celah-celah kamarku, menusuk kulit kuning langsatku tepat di wajahku.                 “hooaaamm” sinar mentari menggantikan alarm yang teronggok di depan kasur                 Pagi yang cerah untuk memulai hari baru, mengukir kenangan dalam sebuah buku tebal pemberian Tuhan. Kuayunkan kakiku menuju kamar mandi dan segera bersiap ke sekolah tercinta bertemu puluhan makhluk ciptaan Tuhan. Sebelumnya perkenalkan aku Diah. Aku kelas dua SMA dan Umurku 15 tahun, tidak, tahun ini akan 16 tahun. Tapi sebelum ta...