Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

KEUNIKAN SOAL UN BAHASA INDONESIA

Allooww!! Kembali lagi bersama depest di sini. Wew, sudah lama sekali rasanya saya tidak menulis. Hoho. Hari ini atau lebih tepatnya malam ini gue mau ngebahas tentang UN BAHASA INDONESIA. Hmm. Aneh emang hahah. Tapi yakinlah bahwa berbicara tentang UN emang gak pernah ngebosenin. Kenapa UN? Karena tahun depan gue bakalan ikutan UN tjoy! Yayaya, UN terakhir nih dan gue terinspirasi untuk ngebahas tentang UN BAHASA INDONESIA karena gue baru aja belajar soal-soal prediksi UN BAHASA INDONESIA dan baru menyadari bahwa dibalik soal-soal yang bikin pala mumet itu ada keunikan tersendiri. Apesi?? 1.        KETIDAKPASTIAN seperti kita ketahui bahwa ilmu bahasa merupakan ilmu tak pasti seperti ilmu sosial. Hal tersebut menyebabkan soal-soal Ujian Nasional bahasa Indonesia penuh dengan ketidakpastian. Kalo ngerjain soal gue pasti selalu punya beberapa pilihan yaitu kalo gak A, pasti B atau C, D atau E. Ya itu pasti. Hahah, tapi serius pasti gue punya minimal...

SI PELANGGAR PERATURAN: CINTA DUA HATI

                “Jadi kamu sukanya sama yang mana? Jangan maruk dong Lie”kata Silvie                 “siapa yang maruk sih? Aku Cuma gak tahu aja suka sama yang mana. Lagian dua-duanya bikin kesel aja”kata Julie                 “gini deh, kamu nyamannya kalo lagi sama siapa? Ikmal atau Dirham?”tanya Windy                 “aku nyaman sama dua-duanya”jawab Julie tampak putus asa                 “tapi pasti ada yang nyamannya beda dong lie,”kata Windy yang tampak sama putus asanya                 “jangan-jangan kamu cinta du...

'Dani!'

“Dani!... Dani!..” Kudengar namaku dipanggil, kemudian aku berbalik dan seorang anak lelaki yang seumuran denganku berkata kepadaku “ohh.. jadi nama kamu juga Dani. Hahah! Aku baru tahu” “kok kamu baru tahu sih? Dasar kudet!”kata seorang lagi yang tidak lain adalah Anton, tetanggaku sekaligus teman sekelasku sewaktu SMP. Aku hanya tersenyum sebal kepada mereka dan berlalu. Lelaki itu, lelaki bertubuh sedikit lebih tinggi dariku dan berkulit putih itu kuketahui bernama Adlan. Lelaki yang saat ini sedang tenar di kelasku dikarenakan seorang temanku ‘katanya’ ngefans dengannya. Aku pun baru mengetahuinya akhir-akhir ini. Mungkin lebih tepatnya kami baru saling mengetahui keberadaan satu sama lain di tahun terakhir kami satu sekolah. *** “Dani!... Dani!..” Untuk kedua kalinya dalam satu minggu ini kudengar namaku diteriakkan dengan nada yang sama dan kuyakini juga oleh orang yang sama. Sekali lagi aku berbalik dan sungguh menyebalkan, orang itu kini memanggil-manggil ...