Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017
Ya Tuhanku.. cerita tengah malamku lagi. Aku kalah lagi rabb. Seperti sebelum-sebelumnya. Masihkah tak dapat lepas dia seutuhnya? Aku lelah Berjalan dan berbalik Membuatku tetap di tempat Bagaimana cara selesaikan semua? Bahkan hanya dengan lihat wajahnya saja rasanya sangat sakit Sekelabat kenangan muncul Ada rindu yang mencuat Menyapa dengan senyum yang kubalas dengan linangan air mata Aku rindu... Tapi bagaimana? Aktivitasku memang harus berkenaan dengannya Tak mungkin tidak Kemudian rasa sakit ini sampai kapan? Kukira nantinya ku kan terbiasa Namun ternyata tidak Aku melarikan diri Untung libur segera tiba Namun... Jarak seakan memangkas kami Lagi. Kupikir kutelah berusaha sekuat tenaga. Tapi mungkin belum cukup. Bagaimana selesaikannya? Sampai kapan? 28/12/2017
Masih dengan tingkat keegoisan yang tinggi Masih dengan hasutan syaitan yang tak terbendung Masih dengan perasaan kacau Ku masih egois Ku masih merasa memiliki yang nyatanya kulepaskan sendiri Ya Allah, Ya Rabb! Tolong hilangkan saja segala rasa tak halal yang menyiksa ini. Terganggu dengan tiap tingkah Dan dia pun sama Kami sama-sama tak berhak. Tak berhak cemburu. 24/12/2017
Serangan tiba-tiba. Tak tahu harus kunamakan apa. Sebuah post yang membuatku benar-benar tenggelam oleh tangis "memendam cinta itu sakit" ya benar sekali. Tepat sekali. Sakit. Namun hanya itu yang dapat dijalani. Bahkan dipesan, dipendam pasti sakit maka majulah. Maafkan aku yang menghambat langkahmu. Andai tak teringat tetes keringat kedua orang tuaku, ku beranjak dari sini. Terlalu sakit. Tidak. Kamu juga harus ingat jerih payah ibumu. Dia sendiri. Jangan kau anggap remeh semuanya. Hanya karena kita. Rasa kita. Mari menahannya bersama. Walau tanpa kata. Mungkin bagimu, mudah untukku mengabaikanmu. Aku hanya takut terjatuh di hadapanmu. Menangis lemah di bawah kakimu. Kaki ku seakan tak sanggup topang tubuh ringan ini. Jika tak kupaksa beku. Seperti katamu, memendam itu sakit. Maju? Itu keputusanmu. Doamu dikabulkan? Itu keputusan orang tuaku. Sekarang atau nanti. Kamu hebat. Saat lelaki di luar sana tak sanggup jaga diri mereka tuk pendam rasanya, kamu masih bertahan memen...

Untuk orang yang kini membenci

Harus kubagi cerita pilu yang mana lagi? Sudah berkali kubilang cinta sebelum akad itu hanya luluskan luka dan selalu terbukti. Karena raga belum sanggup termiliki. Karena semua masih belum waktunya. Aku hanya ingin sedikit berbagi entah kepada siapa kamu yang membaca atau mungkin kamu sendiri yang selalu kusebut dalam cerita. Mungkin bisa dimulai dengan inginku miliki kecerdasan syaitan. Mereka sungguh cerdas dengan bumbu-bumbu peracik dalam goda sesatkan umat Rasulullah. Saat diri sanggup tepis satu saja godaannya rasanya telah memenangkan piala tahunan dambaan. "aku rindu dia. Aku ingin kembali" satu dari sekian godanya. Ya benar aku rindu. Sangat. Tpi tidak untuk kembali. Tidak saat ini. Aku ternyata masih penuh harap. Aku masih merangkai. Walau kutau aku hanya merajut sendiri. Meski tanpa sadar aku pula yang lepaskan benang itu satu per satu. Selalu bodoh. Coba buka harapan untuk dia yang sudah tak berharap. Bahkan syaitan lebih cerdas. Dan lagi. Menunggu. Menung...