Sebenarnya bukan akhir yang salah, tapi awalnya memang salah. Berbicara keinginan, tentu bukan keinginan kita semua. Bukan pilihan, tapi memang harusnya begitu. Hey! Aku bertanya padamu puluhan kali. Walau mata berkaca-kaca dan senyum masammu menghiasi bibir yang berucap "rela". Oh ayolah! DIA lebih tinggi dari engkau. Aku rasa kamu paham. Setidaknya aku pergi bukan untuk makhluk lain. Sejujurnya aku tak pernah pergi. Kemudian, kamu yang memaksaku pergi. Haruskah kujelaskan rinci? Agar kamu tak salah paham. Rabb kita mungkin bosan dengar namamu tiap siang dan malam. Katanya, doakan saja dan gantungkan harapan pada Rabb. Aku ikuti. Kemudian, besok ada yang bilang "tak perlu lagi kau memikirkannya. Hatimu ternodai. Zina hati". Aku yang masih baru, tentu takut. Namun, lagi-lagi namamu. Meminta menghilangkan rasa padamu, entah do'a ajaran siapa itu. Hingga kamu memberiku alasan. Alasan untuk benar-benar pergi. Aku anggap itu caramu menyuruhku hengkang dari hidupm...
"Don't forget to turn on the light"Albus D.