Kenangan lama yang terlalu sering menyergap.
Kisah pilu sembilu anak manusia bodoh.
Serangan menyerbu, jantung memaksa berpacu dalam remukan erat.
Memompa darah begitu liar membuat gigi bergemeletuk hebat.
Jemari menyatu keras dengan pembuluh menonjolkan lekukan.
Mata memejam erat melukis garis otot sekitar kelopak.
Tak sadar, rintik satu-satu muncul perlahan-lahan. Entah dari bola mata atau hasil kerja kalenjar keringat.
Rambut akhirnya jadi sasaran, tertarik hingga rontok.
Bayangan hitam berkelabat. Hanya dalam relung kenang yang terproyeksi begitu nyata.
Rintik akhirnya jadi genang diikuti pita suara memainkan peran.
Lolongan paling menyakitkan, paling memilukan dari siapapun yang mendengar.
Tapi tak ada yang mendengar, pita suara tertahan agar tak bekerja.
Hingga akhirnya jantung yang mengambil alih, sesak.
Percuma, dikeluarkan pun takkan ada yang menoleh. Tak ada yang peduli.
Kisah sembilu anak manusia bodoh yang hanya ia dan Tuhannya yang tahu.
Komentar
Posting Komentar