Langsung ke konten utama

G


dih sok cantik banget si”
“buat apa si kek gitu”
“gak usah sok cantik deh lo, lonte”
“dasar mukanya kek anjing”
“mati aja sono”
“dasar caper”
“lo mau mati kan? Sini gue bunuh biar cepet”
“moga cepet mati”

Gravillea menghembuskan napas berat membaca komentar yang tertera di postingannya. Padahal ia hanya memposting sesuai dengan isi hatinya bahwa saat ini ia sedang merasa bersedih, ia juga ingin mengeluhkan tugas kuliah yang menumpuk seperti yang lainnya. Beberapa akun yang ia ketahui adalah akun teman-teman kampusnya yang selalu memandang sinis dirinya. Akun yang lain mungkin saja juga milik teman-temannya hanya saja ia tidak mengetahuinya. Akhirnya sekali lagi ia memilih pilihan “turn off comment” pada postingannya. Rasanya tidak sanggup lagi melihat semua cemoohan dari orang-orang. Tentu saja di antara komentar itu banyak pula yang menyemangatinya yang notabene berasal dari akun milik cowok-cowok tetapi Gravillea merasa komentar itu dengan mudahnya terlewat dan tenggelam oleh komentar jahat orang-orang. 

Kenapa jemari orang-orang dengan mudahnya mengetik hal-hal yang tidak menyenangkan? Segitu bencinya kah mereka? Beberapa waktu lalu gravillea memposting mengenai ketidaksukaannya pada beberapa kaum karena sudah seperti itu prinsipnya, berkat postingannya banyak yang mendukungnya namun lebih banyak yang menghujatnya. Gravillea bingung mengapa sekarang perbedaan prinsip yang kita miliki menjadi masalah yang ebgitu besar. Mengapa tidak menjadi prinsipku punyaku prinsipmu punyamu. Kita tidak harus menyamakan prinsip kita, kita tidak harus memperdebatkan pendapat kita. Kita memang berbeda pandangan dan ya sudah, kita tidak harus memaksakan pandangan kita. Begitulah menurut pandangan Gravillea. Namun ternyata karena perbedaan padangan itu membuat orang-orang akhirnya selalu menerornya, mengeluarkan kata-kata kasar kepadanya, dan bahkan memintanya untuk mati. Hal ini sudah terjadi beberapa minggu dan itu membuat suasana hatinya tidak karuan, setiap hari yang ia pikirkan hanya kata-kata jahat orang-orang, ia tidak bisa makan dengan nyaman, tidak bisa tidur dengan tenang dan tidak bisa beraktivitas dengan senang. 

PING!! 

Suara dari handphonenya menyadarkannya, ada pesan masuk 

“HEH LONTE GAK USAH SOK KECAKEPAN YAH LO. KENAPA COMMENTNYA DINONAKTIFKAN YAHH CEMEN BANGET SIH LO. MATI AJA SANA”

Gravillea tidak menyangka pesan yang akan ia terima seperti ini, rasanya sedih sekali. Ia baru beberapa bulan menginjakkan kaki di bangku kuliah namun sepertinya masalah terus berdatangan. Selain karena perbedaan pandangan tadi, banyak kaum perempuan yang menerornya perihal fisik. Gravillea tidak merasa menggunakan pakaian yang seksi, dia menggunakan hal yang semestinya, memang payudaranya terlihat lebih besar dibandingkan orang lain dan jujur saja itu juga mengganggunya. Ia tidak ingin memilikinya juga tapi mau bagaimana lagi. Memang benar banyak senior atau teman angkatannya di kampus yang terang-terangan mendekatinya dan ia sama sekali tidak terlalu meresponnya, ia juga tidak tahu menahu bahwa beberapa di antara mereka sudah memiliki kekasih. 

Jadi apa yang orang-orang katakan tentang beauty privilege tidak selamanya benar. Ia sadar ia memiliki wajah yang lumayan tapi ini sungguh menyiksa. Harus menjadi bahan pergunjingan orang lain, diteror cowok-cowok untuk didekati dan diteror cewek-cewek untuk dihujat.  Gravillea masih tidak habis piker bagaimana orang-orang mengetik hal-hal yang tidak menyenangkan itu. gravillea merasa sangat tertekan dengan segala tekanan dari berbagai sisi. Kini ia tahu kenapa Sulli memutuskan mengakhiri hidupnya, mengapa hate comment sangat mempengaruhi hidup seseorang.
***

lea, I’m so sorry to heard about you yesterday. Katanya socmed kamu penuh hate comment lagi ya?”Tanya Belinda kepadaku
 
“udah biasa kok”aku memaksakan senyum.

gak usah dibaca semua le, gak usah dengerin apa kata mereka. Mereka hanya orang-orang iri dan dengki aja”aku hanya mengangguk tapi sejujurnya air mata sudah berada di pelupuk. Tiba-tiba aku merasakan tubuh yang hangat melingkupiku. Akhirnya aku menangis di sana, menangis sejadi-jadinya. 

“kenapa sih Bel mereka harus nulis kayak gitu ke aku? Aku capek banget, aku gak mau liat tapi mereka tetap memborbardir ku, komentar mereka menghantui ku setiap hari. Mereka ngetik tanpa mikir gimana perasaan orang yang baca, hiks. Aku capek bel, capek”

“aku ngerti kok, pasti melelahkan banget ya”

“apa aku mati aja ya seperti yang mereka bilang?”

“le ihh, jangan ngomong gitu dong. Kamu gak boleh dengerin komentar negative mereka. Jangan biarin mereka menang le, jangan  biarin mereka seneng udah hancurin kamu. Kamu harus jadi manusia yang kuat”

Aku lelah sekali menjadi kuat, Bel.
***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Fisika (Arus & Tegangan)

MENGUKUR ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK I.                    Tujuan:   Mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik II.                 Landasan Teori 1.       Hukum Ohm              “ besar kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial antar ujung-ujung penghantar , asalkan suhu penghantar tetap . “                 Hukum ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan, dan tahanan berhubungan.  George ohm menentukan secara eksperimental bahwa jika tegangan yang melewati sebuah tahanan bertambah nilainya maka arusnya juga akan bertambah nilainya. Begitu juga sebaliknya. Hukum ohm dapat dituliskan dalam rumus seb...

I WANT TO DIE BUT I WANT TO EAT TEOKPOKKI Part 1

Dari: diriku Untuk: diriku   saya minta maaf! *** Sebelumnya saya mau review sedikit tentang buku yang sangat excited saya pesan. Sejujurnya ini kali pertama saya memesan buku secara online , ikut pre-order dan nungguin sampe beberapa puluh hari. Saya benar-benar ingin berterima kasih kepada Baek Se Hee yang telah sangat berbaik hati berbagi kisahnya dan menuliskannya dalam sebuah buku. Awalnya saya mengetahui buku itu karena direkomendasikan oleh boygroup Korea Selatan, BTS tapi pada saat itu hanya ada versi hangeul beberapa lama kemudian saya melihat postingan seorang psikiater yang saya ikuti di twitter dan ia diberi tanggung jawab menuliskan kata pengantar pada buku tersebut. Setelah itu tentu saja saya langsung mencari tahu buku yang sudah diproduksi dalam Bahasa Indonesia tersebut. Melihatnya langsung membuat saya sangat senang, awalnya saya berpikir akan membacanya dalam waktu satu hari saja, nyatanyaaa…buku setebal 236 halaman tersebut harus saya baca berha...

CINTA KETINGGALAN KERETA (cerpen)

CINTA KETINGGALAN KERETA Tak terdefinisikan Perasaan yang tak terdifinisikan Kereta melaju semakin cepat nan semakin jauh Meninggalkanku terpuruk di sini Sunyi senyap… tak ada siapa-siapa selain rel kereta ****                 Mentari memasuki celah-celah kamarku, menusuk kulit kuning langsatku tepat di wajahku.                 “hooaaamm” sinar mentari menggantikan alarm yang teronggok di depan kasur                 Pagi yang cerah untuk memulai hari baru, mengukir kenangan dalam sebuah buku tebal pemberian Tuhan. Kuayunkan kakiku menuju kamar mandi dan segera bersiap ke sekolah tercinta bertemu puluhan makhluk ciptaan Tuhan. Sebelumnya perkenalkan aku Diah. Aku kelas dua SMA dan Umurku 15 tahun, tidak, tahun ini akan 16 tahun. Tapi sebelum ta...