SUARA-SUARA PERANG
Suara meriam membahana
Menggelegar bag halilintar murka Allah
Suara gedung runtuh memekakkan telinga
Teringat keringat para kerja yang membangunnya
Suara peluru saling bersahutan
Bertukar sama kemudian bersarang di organ manusia
Suara oarng tua mencoba mengimbangi
Hilir mudik mencari sang buah hati
Suara tangis anak-anak tak terdengar
Mencoba menutup telinga, namun suara meriam yang mereka
dengar
Suara-suara senjata, jeritan-jeritan ketakutan
Teriakan minta tolong, suara-suara perang
Fajar mulai menyingsing, perang telah usai
Suara-suara cairan darah memancar dari jantung
Suara-suara ketakutan masih terdengar
Suara-suara orang tua semakin keras
Suara-suara kesakitan
Suara-suara perang
Suara-suara yang cba didengar dunia
Depest, 15 Juni 2015
AKU dan PERANG
Kini, semua telah usai
Kota cerah itu berubah suram
Bangunan kokohnya menghilang seketika
Pijakan bukan lagi tanah, namun puing-puing bata merah
Merah, merah karena darah
Aroma khas darah menyengat
Mayat dimana-mana
Aku melihat kaki di sana, kaki tanpa lutut
Aku menoleh, kulihat kepala di sana. Hanya kepala.
Wajahnya terlihat ketakutan
Semua telah usai,
Namun hiruk pikuk manusia masih terdengar
Bukan lagi meriam, namun sirine mobil putih
Teriakan orang tua masih ada, tangis anak-anak mulai
berkurang
Aku salah satunya, masih berusaha mengingat kejadian tadi
malam
Suara meriam masih terdengar di kepalaku
Aku ketakutan, Aku lari, Aku menjauh dari ibuku.
Perang telah usai,
Sekolahku lenyap ditelan logam kecil
Rumahku tak beratap tak berdinding
Masjidku telah rata dengan tanah
Negaraku masih ada, aku masih punya tanah kelahiran
Musuhku juga masih ada
Perang belum usai.
Depest, 15 Juni 2015
Komentar
Posting Komentar