Kulihat ia di kejauhan
Menjulang tinggi halangi mentari
Wajahnya bercahaya
Cerah, secerah langit biru
Aku suka wajah temboknya.
Namun,
saat matanya bertemu mataku
Sendi-sendiku
meminta berpaling
Membuat
matanya hanya bertemu punggungku
Membuatku
bebas melukis senyum
Kurasakan
pandangannya menembus sum-sumku
Wajahnya terbayang
Awan imajinasiku hanya menampilkan wajah itu
Tatapan itu
Tatapan yang tak mampu kubalas
Akankah arti tatapan itu sama dengan arti tatapanku?
Depest, 11 November 2015
Komentar
Posting Komentar