Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Aku dan Amarah

Aku bermasalah dengan suatu emosi. Marah. Orang bilang aku tidak bisa marah. Aku merasanya,, mungkin... Ketika marah, hal yang ingin kulakukan hanya diam. Memalingkan diri dari hal yang membuat marah. Tapi... Ketika aku melakukannya, Ketika semua berlalu, Aku akan meledak,, meledak dalam diam,, dalam diriku sendiri. Aku tidak tau merangkai kata tentangnya. Aku tidak ingin berteriak atau meninggikan volume ku pada orang lain. Aku tidak ingin menunjukkan wajah tak senang ku pada orang lain Maka ketika aku gagal melakukannya, aku pasti sengaja. Aku terlalu marah. Dan aku menyesal melakukannya. Tampak terlalu bodoh. Tak perlu hadist atau pakar psikology untuk mengontrol amarah Aku rasa itu sudah mengalir dalam darahku. Sedikit banyak aku senang Tapi aku sedikit kasihan pada diri sendiri Sudah terlalu banyak luka akibat memendam sendiri. Aku... Ada banyak hal yang tidak bisa aku jelaskan dalam kata. Aku... Terlalu bodoh untuk tak dapat berkata "tidak" Ter...

MAAF

Aku ingin minta maaf. Yang entah mengapa aku meminta. Sebuah alasan yang entah apa. Suatu hal yang tak ada artinya lagi... Bagi kita berdua kemudian tiba-tiba terlintas dalam pikirku Maafkan aku... Maafkan.... Maafkan aku yang saat itu tidak membiarkanmu menyerah Maafkan aku yang sempat membuat hari berat buatmu Maafkan aku yang kemudian memberi plot twist dengan tak membiarkanmu menyerah. Maafkan aku karena telah mengiyakan permintaanmu saat itu Maafkan aku untuk semua hal buruk yang aku lakukan Maafkan aku yang terlalu suka melihatmu bergumam frustasi menghadapi tingkahku Maafkan aku yang selalu membuatmu memutar otak mencari tempat makan Maafkan aku... Maafkan aku yang telah pergi... Maafkan aku yang tiba-tiba ingin pergi Maafkan aku yang membuatmu bahagia sesaat Maafkan aku terlalu kasar padamu Maafkan aku sempat ngeprank dengan memutuskan hubungan lewat telepon Maafkan aku yang suka mendengarmu menangis Maafkan aku selalu menyiksamu dengan makanan pedas Maa...

Hmm such a weird things

Aku senang sekarang kamu bahagia. Tawa renyah itu sekarang sudah nyata. Aku tahu akan mudah buatmu kembalikan cahaya di matamu yang sempat redup sesaat akan ulahku. Mungkin karena itu aku tak seberat itu untuk pergi. Meski tetap berat. Aku senang kamu bahagia. Senyum itu kembali terlukis indah. Mata itu kembali menyempit karena bahagia. Tawa itu kembali nyaring tanpa sumbang. Siapakah dia? Yang bisa kembalikan semua yang sempat aku runtuhkan. Aku ingin berterima kasih padanya. Namun, Aku juga sedih. Ketika aku tahu bahagiamu hanya semu. Karena hal-hal semu. Atau mungkin karena...hal yang aku hindari darimu masih kamu ulangi. Tapi itu pilihanmu. Kamu sudah besar dan sudah dewasa harusnya. Setidaknya sudah bisa membedakan yang haq dan yang bathil. Sebenarnya kamu bisa. Tapi kamu tetap tidak melakukannya. Di situlah sisi kekanakanmu sangat terlihat. Bag anak kecil yang tahu akan sakit selepas berhujan-hujan, namun tetap melakukannya. Kesenangan semu. Kemudian mer...