Langsung ke konten utama

KAMAR KOS



                Hari ini adalah hari pertama aku menginjakkan kaki di rumah kos ini lagi setelah beberapa minggu liburan. Hari pertama yang sibuk. Sibuk dengan urusan mengangkut barang untuk pindahan. Lebih memilih lantai dua dengan segudang kisah horrornya yang bagiku hanya cerita penghuninya saja. Rumah besar seperti ini tentu banyak penunggunya dan aku tak peduli selama tak berbuat macam-macam. Naik turun tangga adalah pekerjaan terberat ditambah barang angkutan di tangan menambah beban bagi tubuh. Sore menjelang, cahaya berlomba masuk. Istirahat sejenak membiarkan tubuh ringkih meluruskan badan. Kamar sempit yang berantakan dihuni banyak kaki dan hidung yang berebut mengambil oksigen ditambah panasnya kota Makassar menambah racikan lelah menjadi berlipat ganda. Benda segi panjang yang tak pernah lepas di tangan, namun hari ini baru bisa kugenggam. Angka ratusan hiasi balon obrolan, paling dari OA (Official Account) yang memang suka spam hal gak penting yang menenggelamkan obrolan penting lainnya. Kubalas satu persatu obrolan penting yang berada di antara hujaman OA dan Grup Chat, termasuk obrolan salah satu temanku yang juga penghuni lantai atas. Masih sempat kulihat kamarnya yang gelap gulita seakan pertanda penghuninya sedang tak di tempat. Ditambah gembok besar-besar 2 buah sebagai perlindungan untuk barang-barang dalam kamar tersebut yang beberapa minggu sebelumnya sempat kecurian.
Teman  : oh jadi kamu sudah di kos?
Aku        : iya. Lagi angkut-angkut barang.
Teman  : oh semangat ya! :D
Aku        : gak niat bantuin gitu?
Teman  : masih nikmatin waktu di kampung nih.
                Dan obrolan-obrolan tak penting lainnya. Aku pun kembali disibukkan dengan barang yang tinggal tak seberapa itu meminta diangkut ke kamar baruku. Kamar yang sama sempitnya dan hanya beda lantai. Saat aku ingin turun kembali ke kamar lamaku, tanpa sengaja kulihat lampu menyala terang di kamar temanku. Berselang beberapa detik, datang teman kosku yang lainnya,
“oh irna udah balik?” tanyanya padaku.
“iya yah, lampunya kok nyala. Tapi gak tau juga sih kak” jawabku.
“mungkin dia lupa matiin lampunya”katanya.
Kemudian teman kos pun berlalu pergi. Aku sendiri masih mematung di tempatku sambil tetap memandangi kamar temanku. Langit mulai menggelap menurunkan intensitas cahaya pada celah-celah kamar. Dapur yang luas pun sedikit terima cahaya, lampunya sudah tewas beberapa bulan yang lalu. Penghuni rumah juga telah mengurung diri di kamar masing-masing. Dan aku telah berpindah tempat, tepatnya tepat di depan pintu kamar temanku. Kulihat kedua gembok besarnya telah dibuka rapi. Sekelabat tanya dan fantasi di otakku. Ingin rasanya mengetuk namun ku pikir mungkin kakaknya yang  datang untuk mengambi beberapa barang melihat gembok yang terbuka rapi. Tak mungkin itu pencuri. Beberapa detik mematung di tempat itu, tanganku sedikit terangkat akan mulai mengetuk hingga kuputuskan untuk kembali ke kamar lamaku. Tak enak rasanya jika mengganggu kakaknya.
Aku        : kamu lupa matiin lampu kamarmu ya?
Teman  : enggak tuh,aku matiin kok lampunya. Kenapa?
Dia tidak lupa mematikan lampunya. Seingatku tadi kamarnya memang gelap.
Aku        : kamarmu kok terang? Gemboknya kebuka.
Teman  : serius? Padahal aku matiin lampunya. Udah aku gembok baik-baik. Pintunya udah aku perbaiki gara-gara maling sialan itu. Apa kemalingan lagi?
Teman  : aku sudah muak dengan maling itu.
Teman  : gemboknya dirusakin lagi?
Aku        : enggak tuh. Gemboknya baik-baik aja tapi kebuka.
Teman  : loh kok bisa? Kuncinya Cuma ada di aku.
Aku        : kukira kakakmu
Teman  : ngapain juga kakakku ke kos. Aishh! Sialan maling!
Aku        : tapi kalo maling, mainnya rapi bener..
Teman  : terus apa? Kamu salah lihat mungkin
Aku        : mungkin aja. Tapi aku sama kak senior.
Teman  : kakak itu emang suka lihat yang mistis
Aku        : jadi maksudmu itu setan?
Teman  : tapi kok setan buka gembok?
Teman  : liat lagi gih!
                Aku pun memutuskan untuk mengecek kembali kamar temanku. Saat berada di tangga dapat kulihat kamar temanku gelap. Semua pekat dan gembok terkunci rapat. Sepertinya aku memang salah lihat. Mungkin cahaya tadi berasal dari sinar matahari. Aku kembali ke kamarku. Kembali membuka obrolan dengannya. Namun, obrolan dari grup chat menyita perhatianku.
Sinar      : siapa yang mau ke tausiyah Irna?
Angga  : oh iya udah 7 hari yah.
                Nama Teman ku adalah Irna.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Fisika (Arus & Tegangan)

MENGUKUR ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK I.                    Tujuan:   Mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik II.                 Landasan Teori 1.       Hukum Ohm              “ besar kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial antar ujung-ujung penghantar , asalkan suhu penghantar tetap . “                 Hukum ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan, dan tahanan berhubungan.  George ohm menentukan secara eksperimental bahwa jika tegangan yang melewati sebuah tahanan bertambah nilainya maka arusnya juga akan bertambah nilainya. Begitu juga sebaliknya. Hukum ohm dapat dituliskan dalam rumus seb...

I WANT TO DIE BUT I WANT TO EAT TEOKPOKKI Part 1

Dari: diriku Untuk: diriku   saya minta maaf! *** Sebelumnya saya mau review sedikit tentang buku yang sangat excited saya pesan. Sejujurnya ini kali pertama saya memesan buku secara online , ikut pre-order dan nungguin sampe beberapa puluh hari. Saya benar-benar ingin berterima kasih kepada Baek Se Hee yang telah sangat berbaik hati berbagi kisahnya dan menuliskannya dalam sebuah buku. Awalnya saya mengetahui buku itu karena direkomendasikan oleh boygroup Korea Selatan, BTS tapi pada saat itu hanya ada versi hangeul beberapa lama kemudian saya melihat postingan seorang psikiater yang saya ikuti di twitter dan ia diberi tanggung jawab menuliskan kata pengantar pada buku tersebut. Setelah itu tentu saja saya langsung mencari tahu buku yang sudah diproduksi dalam Bahasa Indonesia tersebut. Melihatnya langsung membuat saya sangat senang, awalnya saya berpikir akan membacanya dalam waktu satu hari saja, nyatanyaaa…buku setebal 236 halaman tersebut harus saya baca berha...

CINTA KETINGGALAN KERETA (cerpen)

CINTA KETINGGALAN KERETA Tak terdefinisikan Perasaan yang tak terdifinisikan Kereta melaju semakin cepat nan semakin jauh Meninggalkanku terpuruk di sini Sunyi senyap… tak ada siapa-siapa selain rel kereta ****                 Mentari memasuki celah-celah kamarku, menusuk kulit kuning langsatku tepat di wajahku.                 “hooaaamm” sinar mentari menggantikan alarm yang teronggok di depan kasur                 Pagi yang cerah untuk memulai hari baru, mengukir kenangan dalam sebuah buku tebal pemberian Tuhan. Kuayunkan kakiku menuju kamar mandi dan segera bersiap ke sekolah tercinta bertemu puluhan makhluk ciptaan Tuhan. Sebelumnya perkenalkan aku Diah. Aku kelas dua SMA dan Umurku 15 tahun, tidak, tahun ini akan 16 tahun. Tapi sebelum ta...