Aku tak tahu ingin meminta maaf
atau berterima kasih . yang aku tahu aku mencintaimu. Karena Allah. Hingga biarkan
Ia mengambil hatiku seutuhnya. Maaf tak bisa menunggumu siap. Kita tak tahu
kapan kematian akan datang bukan? Jika dirunutkan ada begitu banyak maaf yang
harus terucap. Ada begitu banyak terima kasih. Mungkin kau kesalahan, bukan,
bukan kau tapi hubungan ini. Namun dibalik itu kau adalah anugerah terindah. Terima
kasih sudah mau menjadi pertama bagiku. Terakhir? Ku harap tetap kau. Namamu selau
melantun dalam doaku. Mungkin Tuhan bosan mendengar doa dan nama yang sama. Maaf
untuk malam tersedih ini. Terima kasih sudah sempat membuatku mengenal arti
bahagia dan ada begitu banyak cerita yang aku pelajari dari engkau. Mungkin percuma
untuk semua air mataku ini. Ya Allah! Maafkan aku! Tapi biarkan aku untuk malam
ini saja. Aku tak tahu akan sesakit ini. Semoga kau juga menjalankan janjimu. Tetap
istiqomah. Ku menantimu di rumah bertemu ayah ibuku dan mengucap janji sehidup
semati di akad. Semoga kita kembali bersapa di jannah-Nya. Kalimat ini masih
tetap ingin terucap. Semua harus dimulai perlahan bukan? Jadi biarkan aku
mengucapkannya seribu kali hari ini, besok menjadi ratusan, lusa menjadi
puluhan, minggu berikutnya mungkin nol, hingga kita kembali bertemu dan akan
kembali menjadi trilyun. Jika aku memang bahagiamu, semoga Allah mendengar agar
aku tetap menjadi bahagiamu hingga akhir. Bermain game lah sepuasnya dan tetap
mengingat-Nya. Sekali lagi kalimat itu. Aku mencintaimu karena Allah, aku pergi
karena Allah dan aku akan kembali karena Allah.
deps, 31/07/2017
Komentar
Posting Komentar