12 Juni 2011
“udahlah gak usah nangis gitu napa! Gue kan udah bilang gak usah coba-coba mau ikutan trend pacar-pacaran. Kayak udah gede aja, disakitin baru nangis gak jelas gitu. Cowok kayak gitu mah banyak noh di Pasar Loak”sebenarnya Zivon tidak bermaksud kasar hanya saja dia gemas pada Amrah yang beberapa hari belakangan terlalu galau karena baru saja putus dari pacarnya. Tapi Zivon selalu senang untuk mengatakan ‘nahhh gue bilang juga apa’ ketika terjadi hal yang sudah ia prediksi. Rasanya sangat menyenangkan, walaupun orang yang dituju sudah menangis berember-ember.
“tau nih kamu sok-sok mau pacaran sih. Memangnya apa sih kegunaan dan manfaat dari pacaran itu? Bikin nilai kamu naik? Kasi kamu uang? Korupsi jadi hilang? Utang negara jadi lunas? Kasian mitokondria kamu capek-capek produksi energi cuma buat dipake pacaran”Kasil juga ikut menceramahi Amrah, walau dengan gaya yang amat hiperbola.
“ihh kalian tuh gak ngerti banget sih perasaan aku, aku tuh lagi sedih hikss…aku Cuma mau dihibur, ini kalian malah ngata-ngatain ihhh”tangis Amrah semakin keras terdengar.
“ya makanya kalau dibilangin tuh nurut. Kita ini cowok, MANTAN pacar kamu juga cowok, jadi sama-sama taulah. Apa sih yang kamu harapkan dari pacaran anak SMA begini? Jelaslah Cuma buat main-main, isi kekosongan”Zivon tetap saja melemparkan kalimat-kalimat sarkastik.
“kan aku juga kosong, aku juga kesepian, aku juga mau gitu ada yang bikin aku senyum-senyum, yang bikin semangat sekolah, yang bikin jantung berdegup kencang, yang selalu ucapin selamat pagi-siang-sore-malem, yang selalu perhatian sama aku. Manusia batu kayak kalian mana ngerti sih?”
“dihh dasar cewek! Kamu baca jokes lucu juga bisa senyum-senyum, mencintai pelajaran juga bikin semangat sekolah, kalau kamu semangat sekolah Cuma karena punya pacar yaa kasian orang tua kamu sudah bayar mahal-mahal buat kamu sekolah ehh semangatnya Cuma karena ada cowok aja. Palingan juga gak konsen belajarnya”
“tau nih, nohh masuk ruang BK biar jantung lo berdegub kenceng, mau diucapin selamat-selamat itu tinggal pergi ke indoalfa juga bisa, kalau gak ada yang ingetin makan emangnya lo gak bakal makan?”
“lagian kalau tujuan kamu pacaran untuk mengisi kekosongan, agar tidak kesepian sih salah banget,”
“terus tujuannya apa dong?”Amrah bertanya.
“yaa gak tau juga sih. Aku mana ngerti soal ginian”ucap Kasil gelagapan.
“tuhhh kann… kalian emang gak ngerti tapi sok ceramahin aku. kalian gak pernah ngerasain jatuh cinta sih makanya gak paham hikss”ujar Amrah kesal.
“bodoamat, gak peduli gue sama kisah mellow gitu. Liat nih sekarang lo jadi galau-galauan, besok ujian neng!”
“ihh bisa gak sih kalian gak usah ingetin ujian dulu? Aku kan makin pusing”Amrah semakin kesal dibuatnya.
“makanya.. gak usah pacaran, gini kan hasilnya. Lo belajar aja nilainya masih mandat di rata-rata”Ucapan Zivon berhasil membuat air mata Amrah merembes lebih deras. Kedua lelaki itu hanya geleng-geleng kepala melihatnya.
“yaudah sih, lain kali diinget gak usah jatuh cinta!”ucapan Kasil berhasil membuat Zivon dan Amrah tercengang.
“emang kamu batu apa yang gak bisa merasakan kasih dan sayang? Lagian mana bisa kita control diri kita supaya gak jatuh cinta? Aku tau otak aku lagi gak jalan sekarang, tapi aku kan gak bego-bego amat”
“ya bisalah. Menurut kamu kenapa kamu jatuh cinta? Karena kamu buka hati. Kamu sendiri yang mengizinkan diri kamu jatuh cinta, jadi satu-satunya orang yang bisa mencegahnya adalah diri kamu sendiri juga”
“aduh Kasil mana bisa sih jatuh cinta itu dicegah? Perasaan itu datang begitu saja”
“duit aja gak datang begitu saja, gak ada kan duit langsung turun dari langit?”kali ini Zivon turut angkat bicara.
“aku gak nyangka kamu nyamain CINTA sama DUIT???”Amrah merasa tak percaya dengan pendengarannya. Ia tahu kedua sahabatnya ini memang kaku tetapi ia tak menyangka mereka sekaku ini.
“Amrah, kamu jangan terlalu naïve! Mungkin kamu sudah tahu kalau perasaan itu ibarat tanaman yang semakin lama kamu rawat, kamu siram dengan air dan beri nutrisi dengan pupuk maka akan semakin membesar. Coba kamu abaikan tanaman itu, okay tanaman itu tiba-tiba saja ada dalam tamanmu tapi kamu mengabaikannya, apakah tanaman itu akan tumbuh? Enggak kan? Dia akan mati dengan sendirinya, mati kekeringan, kekurangan makan. Perasaan kamu itu ada karena kamu beri makan yang banyak”
“bagaimana aku bisa mengabaikan tanaman yang tiba-tiba muncul begitu saja di tamanku? Aku pasti akan sangat penasaran melihat Sesuatu yang baru di sana”
“di situlah gunanya otak yang ada di dalam kepalamu itu. Tolong jangan buat Allah menyesal memberimu otak itu!”kali ini level Sarkastik Zivon telah menular pada Kasil. Zivon kini hanya diam membiarkan dua manusia itu berdiskusi dan berdebat tentang perasaan yang selama ini sangat tidak dipercayainya. “kamu harus paham sesuatu yang asing itu tidak selamanya sesuatu yang baik. Bagaimana kalau ia akan bekerja seperti penjajah Belanda zaman dulu? Ia datang seolah-olah menawarkan kebaikan kepada pribumi yang sangat innocent, mereka dengan ramah menerimanya, berbuat baik padanya sampai akhirnya penjajah itu semakin membesar dan mengambil alih, sama seperti tanamanmu itu, kamu menyiramnya dan memberinya makan, ia semakin membesar dan mengambil alih tamanmu. Lalu ia merasa bosan dan mengusirmu dari tamanmu sendiri. Akhirnya kamu yang tersakiti, tapi siapa yang akan kamu salahkan? Apakah tanaman yang tiba-tiba datang itu?”
“diriku sendiri. Aku yang telah memberi tanaman itu makan”ucap Amrah seperti setengah sadar.
“nahh betul. Jadi tanaman itu tidak akan tumbuh tanpa peranmu sendiri. Tumpuki tanaman itu dengan hal lain yang lebih bermanfaat supaya kamu tidak melihatnya lagi. Akhirnya ia akan mati sendiri”tutup Kasil.
“gue gak tau kalau elo ngerti tentang cinta-cintaan. Lo buat gue merinding tau gak sih”Zivon memeluk dirinya sendiri sambil memandang Kasil aneh, Kasil hanya mengerling sebal padanya.
“jadi gue yang salah yah…”
“kamu tidak harus terus-menerus menyalahkan dirimu sendiri, toh semuanya sudah berlalu. Tinggal bagaimana kamu belajar dari kesalahan itu. Inget yah belajar! Kalau kamu mengulangi kesalahan yang sama dua kali, kamu betul-betul bisa membuat Allah marah sudah memberikanmu otak”
***
15 Juli 2011
“duh jadi gimana nih rah, aku terima apa jangan?”
“kamu gimana sih, tiga bulan lalu kamu bilang udah kapok pacaran apalagi sama teman angkatan sendiri, kok sekarang jadi bimbang gini? Gak usahlah kamu kasi hati ke si Bima tuh, anaknya juga keliatan mesum gitu!”
“ihh rah kamu tuh gak boleh menilai seseorang dari luar!”Amrah hanya memutar bola matanya. Dia bukannya menilai seseorang dari luar, tapi perihal Bima anak yang mesum sudah bukan rahasia umum lagi di sekolah ini. Amrah tak habis pikir mengapa Khairah bisa dekat dengan bocah tengil itu.
“kamu kan udah janji gak mau pacaran lagi, Khairahtul Makhtum..”Amrah semakin gemas dibuatnya.
“tapi kayaknya yang ini beda rah”Khairah tetap ngotot.
“apanya yang beda sih? Aku ngeliatnya samaaja. Kalau dia juga ninggalin kamu kayak yang kemarin gimana?”
“ihh kita tuh gak boleh asal pukul rata gitu rah”
“yaudah kalau kamu pingin banget, kenapa kamu nanya pendapat aku?”Kali ini Amrah sudah kesal dibuatnya.
“yahh aku mau, tapi aku juga takut sakit hati lagi rah”
“kalau kamu takut bakal sakit hati lagi dan aku jamin nih itu 99% akan terjadi, terus kenapa kamu ngelanjutin?”
“hush gak boleh mendahului Tuhan tauk!”
“kan masih nyisa 1%, itu di tangan Tuhan”
“jadi aku harus gimana nih rah? Aku juga gak mau nutup hati aku, jadi trauma kayak kamu. Jadi kayak gak mau mengenal cinta lagi”
“bukannya aku trauma, aku juga mau kok mengenal cinta tapi enggak sekarang. Toh percuma, gak guna juga. Kalau macam kak Annisa yang mau mengenal cinta baru boleh, dia udah siap nikah harusnya. Kalau kayak kita? Untuk apa? Cari pengalaman? Cari pengalaman untuk ngerasain sakit? Emang gak ada pengalaman lainnya ya? Udah berusaha mati-matian tapi nilai masih standar kan lebih sakit”
“sekarang terserah kamu yah, kamu pikirin semuanya baik-baik. Tapi kalau kamu tanya pendapat aku, aku bakal jawab enggak. Kamu inget-inget aja ya gimana perasaan kamu waktu ditinggal dulu, gimana selama sebulan kamu menggalau. Aku gak bermaksud ngeramal, tapi kemungkinan terburuknya akan tetap berakhir sama. Kenapa? Karena dalam kitab yang sama-sama kita yakini gak ada tertulis anjuran pacaran kan? Jadi mau gimana pun jalannya dan sama siapapun, endingnya pasti akan sama karena tidak direstui”
“kamu kok lama-lama jadi mirip Kasil sih?”
“iya karena dia bener, sebagi perempuan, kita jangan mau dibego-begoin sama cowok. aku Cuma gak mau kehilangan temen lagi seperti aku kehilangan Dhiya”
Anindhiya Uzair, salah satu sahabat Amrah juga yang sekarang sudah mengenakan seragam dan belajar di tempat yang berbeda dengannya. Ia pindah sekolah. Kalau kalian tahu alasannya, mungkin sebagian orang akan menganggap ia lebay tapi yahh well penerimaan setiap orang berbeda-beda. Sekali lagi, kita tidak pernah berhak untuk menghakimi siapapun. Keputusannya beberapa bulan lalu untuk berpacaran dengan Rafi, salah seorang teman kelas kami, tentu saja mengejutkan. Amrah tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya berpacaran dengan teman kelas sendiri. Namun ternyata semua berjalan baik-baik saja sampai suatu hari mereka memergoki Rafi sedang jalan Bersama anak kelas lain. Ya betul sekali, ia selingkuh. Tentu saja Dhiya merasa sangat terpukul, seperti kebanyakan orang yang patah hati, semangatnya sudah di titik nol. Ia sudah tidak sanggup lagi melihat wajah tidak berdosa Rafi yang duduk tepat tiga bangku di sebelahnya. Ia akhirnya memutuskan untuk pindah sekolah. Sebenarnya sebagai wanita, Amrah juga cukup kesal dengan keputusannya, harusnya ia tetap bahagia, ia tetap tersenyum. Melihatnya menderita seperti itu hanya akan membuat lelaki buaya seperti Rafi merasa di atas awan. Tapi ya sudahlah, Amrah sadar ia bukan Dhiya dan ia tidak tahu perasaan seperti apa yang berkecamuk dalam dadanya. Amrah hanya mengharapkan yang terbaik baginya.
***
Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya dan tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukup.
-BJ. Habibie
***
Mohon maaf apabila ada salah kata, silakan letakkan akal sehat anda untuk memfilter semua yang tertera di atas.
Hanya segelintir pandangan dari saya, setiap manusia memiliki pandangan berbeda perihal cinta yang tentu saja tergantung dari sudut mana ia melihat dan dari kisah seperti apa yang pernah ia alami. Sehingga semua sudut pandang diterima, tapi tidak berminat untuk diperdebatkan.
Komentar
Posting Komentar