Taukah kau? Aku rindu.
Aku rindu tertawa bersama
Aku rindu bercanda bersama
Aku rindu membicarakan berbagai hal bersama
Aku rindu berjalan bersisian lagi
Aku rindu menceritakan hariku denganmu
Aku rindu mendengar keluh kesahmu
Aku rindu genggaman eratmu
Aku rindu pelukan hangatmu
Aku rindu suara detak jantungmu
Aku rindu menangis di pundakmu
Aku rindu rayuanmu
Aku rindu diam-diaman kita
Sekarang kita benar-benar diam. Bungkam.
Namun sekarang rinduku hanya bisa kurajut dalam kata teruntai dalam doa
Hanya itu yang dapat kulakukan
Sambil terus memperbaiki diri agar aku pantas untukmu
Cukup puisiku yang menjadi wadah
Dan Allah Yang Maha Mendengar
Mendengar rintihan terdalam
Mungkin kamu akan hilangkan rasa
Dan aku pun demikian
Mungkin kamu akan hapuskan namaku
Dan aku pun sama
Cukup kuhapus namun masih berbekas
Berharap kau kan kembali torehkan namamu lagi
Tidak. Aku tak berharap kau kembali sekarang.
Karena aku sadar kita masih belum siap dalam hal apa pun
Amunisi kita masih minim
Sekarang, hanya perlu hilangkan rasa
Cukuplah cintaku pada Rabbku
Begitu pun kamu
Sekarang, cukup perbaiki diri saling memantaskan
Agar kelak saat kita bertemu akan menjadi pasangan idaman
Bila kita bertemu kembali..
Bila Allah memang takdirkan bahwa kau yang kembali lukiskan namamu pada bekas itu
Bekas yang juga kau buat sendiri
Sebagaimana pun aku menghapusnya, bekas itu tetap ada.
Menanti kembali diukir, dengan ukiran yang sama..
Aku menanti...
Aku menanti kau bertemu ayah ibuku lagi...
Dengan niat yang diridhoi Allah.
Aku rindu tertawa bersama
Aku rindu bercanda bersama
Aku rindu membicarakan berbagai hal bersama
Aku rindu berjalan bersisian lagi
Aku rindu menceritakan hariku denganmu
Aku rindu mendengar keluh kesahmu
Aku rindu genggaman eratmu
Aku rindu pelukan hangatmu
Aku rindu suara detak jantungmu
Aku rindu menangis di pundakmu
Aku rindu rayuanmu
Aku rindu diam-diaman kita
Sekarang kita benar-benar diam. Bungkam.
Namun sekarang rinduku hanya bisa kurajut dalam kata teruntai dalam doa
Hanya itu yang dapat kulakukan
Sambil terus memperbaiki diri agar aku pantas untukmu
Cukup puisiku yang menjadi wadah
Dan Allah Yang Maha Mendengar
Mendengar rintihan terdalam
Mungkin kamu akan hilangkan rasa
Dan aku pun demikian
Mungkin kamu akan hapuskan namaku
Dan aku pun sama
Cukup kuhapus namun masih berbekas
Berharap kau kan kembali torehkan namamu lagi
Tidak. Aku tak berharap kau kembali sekarang.
Karena aku sadar kita masih belum siap dalam hal apa pun
Amunisi kita masih minim
Sekarang, hanya perlu hilangkan rasa
Cukuplah cintaku pada Rabbku
Begitu pun kamu
Sekarang, cukup perbaiki diri saling memantaskan
Agar kelak saat kita bertemu akan menjadi pasangan idaman
Bila kita bertemu kembali..
Bila Allah memang takdirkan bahwa kau yang kembali lukiskan namamu pada bekas itu
Bekas yang juga kau buat sendiri
Sebagaimana pun aku menghapusnya, bekas itu tetap ada.
Menanti kembali diukir, dengan ukiran yang sama..
Aku menanti...
Aku menanti kau bertemu ayah ibuku lagi...
Dengan niat yang diridhoi Allah.
Komentar
Posting Komentar