Teka teki yang masih dalam kepala.
Terlalu banyak dijejali quote tentangnya.
Innallahaa maa shoobirin. Allah bersama orang-orang yang bersabar.
Man shobaru zafira. Siapa yang bersabar akan beruntung.
Sabar itu tidak ada batasnya.
Sabar tak terbatas...
Masih teori di dalam kepala.
Aku pernah begitu bodoh.
Kehilangan kesabaran.
Kemudian selanjut-selanjutnya terasa sudah lupa apa itu sabar.
Sungguh hal paling sulit dilakukan adalah sabar.
Sebenarnya apa itu sabar?
Berdiam diri? Meredam amarah?
Entahlah.
Ketika mengeluarkan isi kepala yang tidak seharusnya dikeluarkan.
Ketika amarah tertumpahkan
Ketika sudah tak mampu menahan diri dari yang seharusnya
Aku pernah begitu bodoh melisankan segala hal yang bodoh di atasnya bodoh di atasnya bodoh
"aku tak pernah menyesal ketika diam, namun selalu menyesali setiap lisanku"
Arrghh.. Dia benar.
Aku pernah lepas kendali.
Semua karena sabar yang tiada di hati.
Aku lupa.
Hanya sampai di situ batas kesabaranku
Lemah sekali.
Sudah beragam jenis dikirimkan guru sabar, terima kasih para guru sabarku.
Semoga aku bisa lebih baik menghadapi.
Menghilangkan segala muak.
Karena sabar tiada batas.
Aku masih belum memecahkan teka-teki sabar itu.
Harus membuktikan bahwa sabar benar-benar unlimited.
Bukankah kita hidup mencontoh Rasulullah sallalahu 'alaihi wassallam?
Bagaimana seorang manusia bisa begitu sabarnya dalam menghadapi segala hal?
Bahkan bagi sesuatu yang sangat mengguncang gejolak marah.
Namun beliau memilih sabar. Diam, tersenyum, dan tetap berbuat baik pada yang memuakkan.
Terasa malu ketika memikirkan segala hal yang bisa meledakkan sabar itu hanya hal sepele yang amat amat amat sangat sepele.
Tiada banding.
Iman yang berbeda. Jauh berbeda. Sepertinya kuncinya begitu.
Mari pecahkan teka-teki sabar.
Buktikan bahwa sabar itu benar-benar tiada batas.
Kadang kita melakukan hal yang terlihat bodoh di mata manusia namun terlihat mulia di mata Allah. Jadi lebih memilih menyenangkan pandangan siapa?
Untuk semua jiwa-jiwa yang pernah saya sakiti. Saya minta maaf.
Maafkan mulut jahat saya yang pernah mengatakan yang tidak seharusnya.
Maafkan segala tingkah saya yang jahat.
Maafkan diri ini yang tak bisa memelihara sabar dalam diri.
Saya tidak akan heran bila ada yang tidak ridho. Wajar.
Tapi sekali lagi saya meminta maaf.
Terlalu banyak dijejali quote tentangnya.
Innallahaa maa shoobirin. Allah bersama orang-orang yang bersabar.
Man shobaru zafira. Siapa yang bersabar akan beruntung.
Sabar itu tidak ada batasnya.
Sabar tak terbatas...
Masih teori di dalam kepala.
Aku pernah begitu bodoh.
Kehilangan kesabaran.
Kemudian selanjut-selanjutnya terasa sudah lupa apa itu sabar.
Sungguh hal paling sulit dilakukan adalah sabar.
Sebenarnya apa itu sabar?
Berdiam diri? Meredam amarah?
Entahlah.
Ketika mengeluarkan isi kepala yang tidak seharusnya dikeluarkan.
Ketika amarah tertumpahkan
Ketika sudah tak mampu menahan diri dari yang seharusnya
Aku pernah begitu bodoh melisankan segala hal yang bodoh di atasnya bodoh di atasnya bodoh
"aku tak pernah menyesal ketika diam, namun selalu menyesali setiap lisanku"
Arrghh.. Dia benar.
Aku pernah lepas kendali.
Semua karena sabar yang tiada di hati.
Aku lupa.
Hanya sampai di situ batas kesabaranku
Lemah sekali.
Sudah beragam jenis dikirimkan guru sabar, terima kasih para guru sabarku.
Semoga aku bisa lebih baik menghadapi.
Menghilangkan segala muak.
Karena sabar tiada batas.
Aku masih belum memecahkan teka-teki sabar itu.
Harus membuktikan bahwa sabar benar-benar unlimited.
Bukankah kita hidup mencontoh Rasulullah sallalahu 'alaihi wassallam?
Bagaimana seorang manusia bisa begitu sabarnya dalam menghadapi segala hal?
Bahkan bagi sesuatu yang sangat mengguncang gejolak marah.
Namun beliau memilih sabar. Diam, tersenyum, dan tetap berbuat baik pada yang memuakkan.
Terasa malu ketika memikirkan segala hal yang bisa meledakkan sabar itu hanya hal sepele yang amat amat amat sangat sepele.
Tiada banding.
Iman yang berbeda. Jauh berbeda. Sepertinya kuncinya begitu.
Mari pecahkan teka-teki sabar.
Buktikan bahwa sabar itu benar-benar tiada batas.
Kadang kita melakukan hal yang terlihat bodoh di mata manusia namun terlihat mulia di mata Allah. Jadi lebih memilih menyenangkan pandangan siapa?
Untuk semua jiwa-jiwa yang pernah saya sakiti. Saya minta maaf.
Maafkan mulut jahat saya yang pernah mengatakan yang tidak seharusnya.
Maafkan segala tingkah saya yang jahat.
Maafkan diri ini yang tak bisa memelihara sabar dalam diri.
Saya tidak akan heran bila ada yang tidak ridho. Wajar.
Tapi sekali lagi saya meminta maaf.
Komentar
Posting Komentar