Rumah
sederhana yang penuh….bahagia. mungkin juga sedikit frustasi, kesedihan, dan
berbagai perasaan gado-gado lainnya. Diisi oleh anak-anak berbagai karakter dan
berbagai respon dalam menyikapi anugerah yang diberikan. Rumah penuh cahaya
dimana lilin-lilin cantik menghiasi setiap Lorong rumah dan setiap kamar
anak-anak. Pemiliknya tidak terlalu suka menyebutnya rumah apalagi rumah sakit,
beliau lebih senang menyebutnya gubuk atau Shelter. Haruskah kita
mengintip sedikit penghuni sunshine shelter ini?
Pelita, 14 tahun. Kanker otak stadium 3.
“aku hanya menyusahkan orang tuaku, aku tak
berguna”
Lentera. 16 tahun. Leukimia stadium akhir.
“aku selalu bersyukur atas anugerah yang diberikan
Allah. Semua ini anugerah”
Pendar. 14 tahun. Gagal jantung sejak lahir.
“tak ada yang peduli padaku. Kapan Tuhan
memanggilku?”
Binar. 13 tahun. Tumor.
“setidaknya terlihatlah bahagia”
Sabit. 11 tahun. Post-traumatic stress disorder.
“aku menjijikkan. Aku seharusnya sudah mati”
Bersama
dengan anak-anak lainnya mereka mencoba berjuang bertahan hidup dengan semua
anugerah yang mereka miliki di usia yang semuda itu. Sunshine shelter,
yang hanya beberapa orang yang mengenal…
Komentar
Posting Komentar