Dari: diriku
Untuk: diriku
saya minta maaf!
***
Rasa percaya diri yang rendah. Sungguh penyakit paling mematikan. Rasa percaya diri adalah hal yang paling penting yang dimiliki manusia. Namun bagaimana apabila seseorang memiliki kepercayaan diri yang rendah? Saya sudah menggambarkan di tulisan sebelumnya. Begitulah yang saya hadapi setiap harinya. Perasaan takut, cemas, tidak percaya diri. Ini terdengar gila, semakin seseorang menyukai saya, semakin saya membenci diri saya sendiri. Itulah mengapa saya tak pernah suka terlibat hubungan yang terlalu dalam dengan seseorang baik dari hubungan percintaan hingga pertemanan. Sejujurnya ketika seseorang teman menganggap saya sahabatnya, saudaranya atau sejenisnya itu sedikit mengganggu saya. Apakah saya pantas? Mengapa saya? Mengapa ia begitu menyukai saya? Saya tidak istimewa. Saya biasa-biasa saja. Saya tidak sebaik yang mereka sangka. Dan kemudian hal tersebut malah membuat saya semakin menyudutkan diri saya sendiri. Tapi menurut saya Baek Se Hee agak sedikit lebih ekstrim, ia tidak suka ketika seseorang memberinya semangat. Ia merasa semuanya palsu, mengapa harus memberi semangat kepada seseorang yang tidak bisa melakukannya? Sama seperti seseorang yang tidak percaya diri dan kemudian orang-orang akan menyuruhnya agar ia percaya diri. Mengapa ia harus menipu dirinya sendiri bahwa ia memiliki tingkat percaya diri yang tinggi? Nyatanya lebih melegakan ketika ia jujur pada dirinya sendiri bahwa ia sedang tidak percaya diri namun ia akan mencoba yang terbaik, malah hasilnya lebih baik. Sama seperti *maaf* tunarungu yang diminta berteriak kencang. Awalnya saya juga heran dengan pemikirannya tetapi kemudian saya akhirnya mengerti. Mencintai diri sendiri adalah hal yang sama pentingnya. Bagaimana kita bisa mencintai orang lain ketika kita tidak bisa mencintai diri kita sendiri? Yah benar, saya juga ingin sekali mencintai diri saya sendiri. Melihat pantulan diri saya sendiri di cermin, melihat foto wajah saya sendiri, terkadang saya tidak suka melihatnya. Tolong cintai diri kalian! Hiduplah dengan nyaman karena kalian berharga.
Saya jadi teringat berpuluh kalimat motivasi yang saya pajang di dinding kamar saya. Ketika sampai pada bagian “kamu berharga. Kamu disayangi. You are amazing. I love you. Kamu berhak hidup. There is always a reason to live” maka saya selalu menangis berapa kalipun saya membacanya. Saya sudah berjuang keras memotivasi diri saya sendiri, mencoba selalu berpikir positif, mindset yang saya miliki sewaktu SMA, ah tapi rasanya sulit sekali sekarang. Terlebih ketika memikirkan mengenai masa depan. Akan jadi apa aku? Saya pernah berbincang sedikit dengan seorang senior, dengan lancang saya tanyakan “apa yang membuat kakak lama mengerjakan tugas akhir?” kemudian ia menjawab “memikirkan masa depan, dek. Setelah ini saya harus kemana? Setelah ini apa?” dan saya mengalaminya sekarang.
Saya rasa segala kecemasan dan terbengkalainya pikiran saya tidak perlu masuk pada tahap menyebut-nyebut kata depresi. Tapi nyatanya segala hal yang saya rasakan menghambat sedikit banyak aktivitas saya. Saya jadi tidak produktif dan tidak bisa melakukan apapun. Yang saya lakukan hanya duduk di sudut ruangan dan menangis. Oh, aktivitas rutin saya belakangan ini. Segala hal yang saya rasakan, segala hal yang bertumpuk dan menyatu, menghimpit bagian otak saya dan memunculkan banyak hal yang coba saya kubur. Benar, semakin dalam luka yang kita miliki, kita cenderung ingin menekannya alih-alih melepaskannya, akhirnya ia tetap mendekam di sana, membusuk dan sewaktu-waktu dapat tercium. Kenapa tidak melepaskannya? Karena ketika kita ingin melepaskan kita harus membiarkannya Nampak dan menampakkannya akan menimbulkan luka lebih dalam. Aduh bagaimana menjelaskannya, ketika ada air got di dalam botol. Kita tahu ia sangat kotor, kita tidak ingin orang lain melihatnya sehingga kita tutup rapat botol tersebut. Setiap kita terluka, kita memasukkan air-air keruh lainnya ke dalam botol. Semuanya masuk ke dalam botol yang ditutup serapat-rapatnya. Sewaktu-waktu botol itu bisa meledak tetapi yang tidak kita sadari bahwa kita semakin mengubur air got itu, air got itu akhirnya menjadi penghuni abadi dalam botol tersebut. Berbeda ketika kita mencoba melepaskannya. Kita harus menumpahkan air got itu, memang akan menimbulkan bau yang menyebar kemana-mana, akan mengotori dimana-dimana tapi setelahnya, toh air got itu akan mengering, baunya akan hilang, bahkan warnanya akan pudar ditelan waktu, air dalam botol tidak terkontaminasi air got.
Saya lupa mengatakan ini bahwa benar adanya bahwa tidak baik jika kita terlalu memikirkan pendapat orang lain. Tetap jalani hidup anda, tetapi jangan juga menutup rapat telinga untuk mendengar pendapat orang lain. Mungkin saja, pendapatnya akan berpengaruh baik bagi diri kita. Karena seperti kata orang, kita lebih banyak melihat kekurangan orang lain daripada kekurangan diri kita sendiri. Kita terkadang lebih memahami orang lain daripada kita memahami diri kita sendiri. Jadi tentu saja pandangan orang lain sangat penting. Tetapi tidak semua pendapat harus didengarkan hingga menjadi pengatur tindak tanduk kita. Mudah diucapkan tapi saya tahu ini merupakan hal terberat untuk dilakukan. Karena manusia hidup berdampingan dan kita semua masing-masing memiliki telinga so tentu saja baik sengaja maupun tidak pendapat orang lain akan sangat berpengaruh. Mari belajar menyaringnya
Oh iya, saya memiliki unek-unek yang sudah sangat lama ingin saya utarakan tapi tidak tahu dimana tempatnya. Beberapa waktu lalu seorang kawan memberi tahu saya bahwa ketika diminta menjelaskan mengenai sesuatu (saya lupa apa itu) seorang kawan saya yang menderita kecemasan akut memilih mengangkat tema yang sama dengan yang selalu ia rasakan, rasa cemas. Kemudian kawan itu tertawa dengan mengatakan “ia seperti membicarakan dirinya sendiri. Mengapa ia mengambil tema itu ketika yang dibicarakan adalah dirinya sendiri? Dia sendiri tidak bisa mengatasinya”dan yang membuat saya kesal setengah mati karena saya juga ikut tertawa bersamanya. Semenjak itu saya merasa sangat bersalah. Well, oleh karena dia merasakan hal serupa maka tidak ada orang lain yang lebih berhak dan lebih baik untuk membicarakannya selain dirinya sendiri. Seperti yang saya lakukan sekarang, saya meminta kalian mencintai diri kalian sendiri, tidak menggantungkan hidup pada pandangan orang lain dan sebaginya sementara diri saya sendiri tidak bisa melakukannya. Mengapa? Karena saya paham rasanya tidak bisa mencintai diri sendiri jadi kalian tidak boleh seperti itu. Semoga sampai di sini kalian memahaminya.
Another note: selalu hargai setiap pencapaian orang lain, sekecil apapun itu. Saya sedikit menyadari apakah saya menjadi sangat tidak percaya diri karena pencapaian yang tidak dihargai? Entahlah, namun saya merasa penghargaan adalah hal yang penting. Memuji tetapi jangan berlebihan, ya manusia memang suka membuat hidupnya ribet.
Saya kembali teringat pada kalimat teman saya yang menanggapi kasus aktris yang bunuh diri. “mengapa ia bunuh diri? Dia sukses, dia kaya, dia terkenal, dia cantik, kenapa harus bunuh diri? Dia tampak baik-baik saja”
Bahkan banyak idola di Korea Selatan yang menderita mental illness. Saya ingin menyebutkan yang saya ketahui, Mina Twice yang menderita extreme anxiety, rasa percaya diri yang sangat rendah, yang sangat parah. Jika menggunakan logika seperti teman saya tadi tentu kita tidak akan menyangkan ia menderita gangguan tersebut. Gangguan yang sangat bertolak belakang dengan pekerjaannya dan bahkan ia memiliki jutaan fans setia. Suzy dan IU sendiri pernah merasa depresi karena segala pujian yang mereka terima, mereka merasa tertekan dengan semua pujian tersebut. Jadi benarkan bahwa jangan memuji berlebihan! Segala sesuatu yang berlebihan apapun bentuknya, tetaplah tidak baik. Taeyeon SNSD, well sudah bukan rahasia umum. Ia jelas-jelas depresi hingga pada beberapa tahun terakhir ia mengakui sedang menjalani pengobatan untuk depresi yang ia alami. Saya sempat kagum padanya yang dengan jujur menjawab bahwa ia sedang tidak baik-baik saja ketika ditanya perihal keadaannya, ia seorang public figure, semua mata memandangnya mengawasi tindak tanduknya, dan yaa wow saja bagi saya. Ia kini memiliki banyak tattoo sampai akhirnya saya tahu bahwa tattoo merupakan salah satu pilihan bagi orang Korsel ketika ia mengalami depresi. Saya masih agak bingung bagaimana korelasinya tetapi sepertinya ada penjelasan ilmiah terkait keduanya seperti bagaimana menggambar bisa menjadi terapi dan membuat seseorang merasa lebih rileks bahkan saya pernah membaca bahwa ada psikolog yang menggunakan metode menggambar sebagai salah satu pengobatannya. Saya mencobanya sendiri dan yah saya merasa lebih baik setelah melakukannya. Sekali lagi dan tak bosan-bosan saya sebutkan, kita tidak pernah berhak menghakimi siapapun, kita tidak pernah tahu perjuangan apa yang sedang dialami orang lain, apa yang kita lihat dari seseorang hanya bagian yang ingin ia perlihatkan.
Ya, ini adalah bagian dari diri saya yang saya sembunyikan dalam istana dingin dan beku saya. Tidak semua memang, bahkan yang memberi saya alasan membangun dinding baja pada diri saya pun tidak saya jelaskan. Biarlah ia tetap mendekam di sana. Air got itu. Saya tidak pernah bisa menceritkan keluh kesah saya secara langsung pada orang lain. Entah mengapa lidah saya kelu bahkan hanya dengan memikirkannya. Saya selalu ingin bercerita, saya sudah berlatih kata-kata yang ingin saya sampaikan tetapi kemudian ketika bertemu orang lain semuanya lenyap seakan menguap ke udara. Saya tidak bisa menangis di depan orang lain. Entah mengapa seberapa sedihnya saya, tetap saja air mata itu seakan tertahan di pelupuk dan tidak bisa keluar. Mungkin karena sudah sangat lama saya membangun benteng, hingga saya benar-benar terkurung dalam dingin dan beku. Hingga yang ada hanya wajah datar dan saya tidak bisa meluapkan emosi saya, lebih tepatnya saya tidak tahu cara mengekspresikannya. Jadi saya menangis di depan orang lain adalah hal langka dan saya tidak bisa melakukannya di depan sembarang orang. Bukan memilih-milih bagaimana tetapi emosi dan hormon dalam tubuh saya memang bekerja seperti itu. Sebenarnya sekarang sudah lebih baik, dulu saya bahkan tidak tahu bagaimana mengekspresikan marah. Sehingga orang lain selalu menganggap saya ajaib, padahal saya tetap merasa kesal toh saya tetaplah manusia, tetapi saya benar-benar tidak tahu mengekspresikannya. Awalnya saya hanya tidak ingin menyakiti perasaan orang lain, saya takut orang lain akan terluka jika saya marah. Ketika saya kesal, yang ada saya hanya menangis. Menangis karena begitu kesal dan menangis karena saya sudah marah dan merasa kesal pada orang lain. Padahal marah adalah emosi normall yang dimiliki manusia. Hingga saya akhirnya belajar memendamnya, lama kelamaan saya lupa bagaimana cara mengekspresikan marah itu. Tapi terima kasih pada teman kuliah saya hingga sekarang saya kembali tahu bagaimana marah itu.
Saya terlalu sering memikirkan mati yah. Bagaimana cara mengakhiri hidup. Pikiran yang harusnya tidak dimiliki. Maafkan saya, diriku. Saya benci sekali melihat urat transparan di pergelangan tangan saya, saya selalu membayangkannya terputus dan ia memancarkan darah segar. Bukan hanya karena segala kecemasan yang saya sebutkan di atas, lebih kepada sesuatu yang belum sanggup saya ceritakan. Air got. Tapi dari semua keinginan itu, saya selalu mencoba mengembalikan kesadaran saya agar tidak pernah melakukan hal yang tidak disukai-Nya. Terkadang saya harus mengungsikan benda-benda tajam yang saya miliki ke kamar teman saya. Saya tidak sanggup melihatnya. Seperti yang kalian sering lihat dahulu, saya suka mengunggah foto darah, harmself, knife dan kawan-kawannya. Entah mengapa saya merasa lebih baik ketika melihatnya. Ya sangat aneh memang. Namun kini kebiasaan itu telah saya ganti dengan menggambar. Mungkin hal ini lebih baik. Seberapa berat pun yang kalian rasakan, tolong tetaplah pegang teguh kesadaran kalian, lampiaskan pada hal yang positif. Jika kalian merasa hanya bisa menangis, silakan menangis sekeras-kerasnya. Jangan cutting, jangan harmself, jangan mencoba narkotika, minuman beralkohol.
Satu pintaku, saya masih senang diberi semangat. Saya tidak seekstrim Baek Se Hee, tapi tolong jangan minta saya berpikir positif. Saya sudah amat bosan mendengarnya, saya muak. Jika saya bisa melakukannya, sudah dari dulu saya berhasil. Saya tidak sepenuhnya negatif tentu saja. Masih ada sisi pikiran positif dari diri saya, tetapi ketika saya mengatakan saya cemas akan masa depan depan kemudian diminta berpikir positif saja, rasanya seperti ingin mati saja.
Semakin ke sini kok makin banyak yang mau saya bilang hmm. Gaes semoga kalian baca cerita yang saya buat. Saya tidak terlalu suka menyampaikan kata-kata dengan tulisan lepas seperti ini. Saya lebih suka menuliskannya menjadi sebuah cerita agar orang lain bisa lebih mudah menerimanya dan memaknainya lebih dalam. Saya tidak pernah menganggap sebuah novel, sebuah film hanya sekadar cerita karena di balik cerita fiksi yang luar biasa, penulis tetap ingin menyampaikan makna-makna kehidupan. Oleh karena itu saya sangat bodoh jika masalah cinta karena saya tidak suka membaca cerita cinta. Jadi jangan hanya membaca buku sekadar baca. Nakamoto Yuta pernah bilang, orang-orang suka membaca buku tetapi ia tidak memaknai semua buku yang ia baca sehingga hidupnya tidak berubah apa-apa, tidak berdampak apa-apa. Sebenarnya tadi saya mau bilang, jangan lupa menjadi orang yang peduli kawan. Saya biasa dianggap cuek. Ya sepertinya saya memang seperti itu. Sejujurnya hal tersebut karena saya tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Bagaimana menjelaskannya, entahlah saya tidak akan tahu apa yang orang lain rasakan jika ia tidak mengutarakannya. Teman saya terkadang tahu jika ada sesuatu yang salah dalam kelas misalnya, apakah si A dan si B lagi bermusuhan dan sebagainya, sementara saya tidak memiliki pikiran tentang hal tersebut sedikt pun. Saya melihat semuanya baik-baik saja. Bukan keinginan saya sungguh, but I have no idea. Sedikit saja kepedulian kita pada orang lain bisa berdampak sangat besar baginya. Kita membutuhkan kepedulian dan keberanian di dunia yang kejam ini. Well gaes bedakan peduli dengan mau tahu segala urusan orang lain. Peduli ketika kita bisa menolong orang yang membutuhkan. Cuma kepo, si seleb A sedang begini dengan seleb B, astaga sesuatu yang sangat amat sangat tidak penting. Dan kebanyakan orang-orang di era sekarang lebih peduli pada hal seperti itu dibanding apakah tetangga saya yang kekurangan sudah makan hari ini? Giliran nyinyiran orang aja nomor satu hm kodrat kita sebagai netizen memang. Tapi coba dikurangin lah.
Saya tidak menyangka tulisan ini akan berakhir seperti ini. Awalnya saya kira tulisan ini akan sangat menyebalkan dengan mengekspos diri saya dan tidak penting untuk dibaca oleh orang lain. Saya pikir tulisan ini hanya akan berisi curahan hati saya. Semakin saya menulis, akhirnya saya sadar, membagi cerita saya bukan berarti saya membagi beban saya pada orang lain tetapi saya membagi pengalaman saya pada orang lain sebagai pembelajaran untuk semuanya. Sampai saya menuliskan kalimat ini pun saya baru sadar bahwa saya tidak sedang merugikan orang lain tetapi saya sedang mencoba menjadi bermanfaat bagi orang lain. Ternyata berbagi tidak seburuk yang saya sangka.
huwaaa aku abis baca cerita kamu jadi bikin aku semangat, karna hampir semua yang kamu ceritain itu aku juga mengalaminyaa mulai dari yang tidak percaya diri, memendam rasa, gak bisa nangis di depan orang pokoknya hampir sama persis kitaa :"") aku bacanya sambil nangiss sumpahh tapi ini bikin mood ku baik lagi sih, makasih yaa udah mau berbagi kisah mu disini SEMANGATTT TERUSSS!!!
BalasHapusHaii.. Makasih sudah menyempatkan diri membaca. Kita banyak kesamaan yaa, semangat juga untuk kamu yaa. Berteman yuk.
HapusSaya ga sengaja iseng2 nyari review buku "i want to die but i want eat toppoki" dan ketemu blog ini.Tulisan kamu cukup bagus meskipun agak panjang.Melihat tulisan anda, saya jadi bersemangat.Terima kasih. :)
BalasHapusHai hehe maaf ya kalau panjang. Terima kasih udah baca, semangat terus menjalani hari mu ya.💛
HapusGak apa-apa
BalasHapusMakasih banyak udah mau berbagi
Banyak perasaanmu yang sama dengan yang juga saya rasa, hmm hampir semua kayaknya
Baca tulisanmu rasanya seperti bongkar isi hati hehe
Saya jadi makin sadar kalau saya gak sendiri
Menurut saya, ini satu pencapaian hebat untuk kesehatan mentalmu
Semoga dengan ini keadaanmu semakin membaik kedepannya
Makasih banyak 😄
Ketemu dg yg berperasaan sama lagi huhu. Kamu gak sendiri, kita gak sendiri. Mari berpelukaann. Makasoh sudah mendoakan, kamu juga yaa semoga baik-baik menjalani hidup 💛
HapusHai, salam kenal. Gak sengaja juga nyari review buku ini sampe ketemu blog kamu. Pas baca review pertama terus sampe baca tulisan kamu yg tulisan tumbrl. Apa yang kamu rasakan ada yang sama dengan yang saya rasakan, rasanya kayak buka semua unek-unek saya. Bacanya sampe nangis. Gak nyangka ternyata ada orang lain yang punya sama dan ngerasain perasaan ini. Ternyata aku gak sendiri. Pokoknya sama kayak temen-temen yang ikutan komentar disini.
BalasHapusMakasih buat tulisannya. Semoga kita bisa menerima kita dan kita membaik ☺️
Hai salam kenal jugaa. Wah gak nyangka kamu baca banyak. Capek ya punya perasaan kek gitu. Semangat terus ya menjalani hidup. Kamu kuat banget bisa bertahan sampai sekarang 💛
HapusHai ka, aku ga sengaja nemu blog ini pas lagi cari review buku i want to die but i want to eat tteobokki dan..... Aku suka sama tulisan kamu. Ngerasa lagi baca cerita kehidupan sendiri aja karna banyak kesamaan. Semangat terus ya����
BalasHapusHaloo hihi terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca. Semoga hari-hari beratmu segera berlalu yah. Semoga kamu juga bisa menemukan dirimu 💛
HapusAku gak tau mau nulis apa tapi karena blog kamu aku jadi makin tertarik buat beli buku i want to die but i want to eat tteobokki. Blok kamu sangat membantu makasih kamu sudah mau menceritakan tentang pengalaman kamu. Terimakasih sudah membuat blog ini.
BalasHapusHaii terima kasih sudah membaca ceritaa yang sangaatt panjang inii. Bukunya memang baguss sekali, sangat recomended. Have a nice day 💚
HapusSama seperti yang lain, saya juga sedang mencari review buku i want to die but i want to eat tteobokki dan ketemu sama tulisan kamu. Sejujurnya ada banyak kesamaan antara saya dan kamu, sering tidak percaya diri, suka memendam masalah padahal sebenarnya mau terbuka dan bilang "aku sedang tidak baik baik saja". Tapi satu yang buat aku bersikeras untuk selalu berusaha terbuka (ya setidaknya ke orang yang memang dipercaya), setiap masalah pasti ada jalan keluar dan solusi. Jika kita sendiri tidak bisa menemukan, mintalah bantuan orang yang dipercaya. Meskipun hanya satu, tapi itu luar biasa sangat membantu.
BalasHapusBuat semua orang yang sedang merasakan kondisi demikian, SEMANGATLAH !!
Wah terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca. Semoga kamu segera menemukan seseorang yang dapat kamu percaya itu yah. Tapi sebelum itu, jujur saja pada diri sendiri kalau sedang tidak baik-baik saja. Semoga segala hal yang baik menyertaimu ❤
HapusHalo Dian..
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi kisah hidupmu.
Pasti tak mudah untukmu ketika menuliskan ini, tapi kamu telah berhasil melakukannya & sangat bermanfaat sekali.
Terima kasih, sudah memberanikan diri untuk menulis ini ❤
Semangat mencari & melakukan yg terbaik untuk dirimu ya 🤗
God bless you abundantly, Dian.
Haii monika. Thank you so much for reading my story and your kindness. Doa yang baik akan berbalik ke kamu 😘
Hapus