Langsung ke konten utama

B E K U (2)



Darah bersimbah di seprei putih kesayangan. Juga mengalir di tubuhku. Menetes ke lantai. Dinginnya perak menjalar melewati  jemariku menembus tulang rusukku. Aku tercengang. Seonggok daging bertulang tak bernyawa tergeletak di hadapanku. Penyebabnya belati di tanganku.
***
“apa benar kamu membunuh adikmu?”Tanya ayahku gemetar. Aku diam. Mungkin inilah akhir. Sepertinya penjara lebih menyenangkan daripada neraka ini. “Jawab Kintan!”teriak ayah.
“jangan terlalu keras! Nanti tetangga dengar”sela ibu di belakang Ayah. Aku tersenyum miring.
Ayah menjambak rambutnya frustasi. “kamu akan ayah kirim ke rumah nenek kamu di Makassar”kata ayah kemudian. Aku dan ibu tercengang, menatap Ayah. Seriously? Aku takkan dipenjara?
“lalu bagaimana dengan Nathan?”Tanya ibu lirih, air mata mengalir di pipinya.
“kita tidak mungkin mmembiarkan Kintan dipenjara”kata Ayah masih dengan nada frustasi. Ayahku kah itu? “dia masih di bawah umur, takkan mungkin juga dipenjara. Yang ada kita hanya dapat malu punya anak seorang pembunuh” oh yah, dia memang ayahku. Lagi-lagi aku tersenyum.
“tapi itu tidak akan membuat Nathan kembali”ibu mulai menangis histeris.
Ayah berbalik menatapku tajam. Aku hanya menatap vas bunga di kejauhan sana.
“ayah tidak pernah mendidikmu menjadi pembunuh. Kamu sangat mengecewakan. Kamu…kamu…”ayah mulai mengacungkan tangannya padaku.
            Plakk!
Aku tak merasa apapun lagi. Seluruh sarafku membeku, terlindungi benteng baja.
***
Kini aku duduk di ruang tamu menyaksikan kelakuan ayah ibuku. Aku menatap mereka datar tanpa ekspresi dengan tangan dan kaki sedikit ngilu akibat ikatan yang terlalu kuat. Ibu sudah menyingkirkan semua mainanku. Belati itu menunjukkan keberadaan kawan-kawannya. Untung saja terakhir kali aku bermain seminggu yang lalu sehingga bekas di tubuhku tak ada lagi.
“aku gak habis pikir, untuk apa anakmu mengoleksi benda-benda laknat ini? Latihan jadi psikopat apa dia?”bisik-bisik ibu pada ayah sambil sesekali mencuri pandang padaku. Dia takut.
“itu anakmu”jawab ayah.
“heh! Dia anakmu”balas ibu.
Dan seterusnya.  Aku memang anak yang langsung jatuh ke bumi dan nyasar di rumah ini.
***
Makassar, 2003.
“Kintan! Ayo makan!”panggil nenek.
“iya nek”jawabku sambil mengelap noda merah di lantai.
Ya, sekarang aku di rumah nenekku di Makassar. Jangan bayangkan kotanya, aku di desa terpencil. Aku tak diberi handphone tapi untuk apa di sini juga tak ada jaringan internet. Ada yang penasaran bagaimana ayah ibuku menyelesaikan masalah? Ah mudah. Mereka tinggal membuat rumah seolah-olah kacau, ayah lebih tepatnya. Ibu sudah tak sanggup lagi melihat anak kesayangannya bersimbah darah. Menyingkirkan belati keji itu. Kemudian memanggil dokter dan polisi, pura-pura histeris, stress dan tak tahu apa-apa akan kejadian yang terjadi di rumah. Rumah yang sudah dibuat berantakan dan tali yang ‘katanya’ digunakan untuk mengikatku di ruang tamu merupakan akibat dari manusia-manusia bertopeng yang jiwanya sudah dilahap setan, pencuri. Ketika dokter mulai mengevakuasi adikku, dan tetangga mulai berdatangan akibat kepo dengan kejadian besar di kompleks kami, aku hanya menjawab satu pertanyaan dari polisi “lihat CCTV” dan “Jangan Tanya ayahku”.
Mereka menatapku ngeri setelah kembali dari ruang CCTV, ayah pun menatap mereka heran. Ketika mereka hendak menahanku, tangan ayah tiba-tiba mengeluarkan amplop coklat tebal yang kutebak isinya uang jutaan rupiah. Aku kembali tersenyum miring, di Negara ini hukum benar-benar bisa dibeli. Dan tebak, polisi-polisi itu mengambil uang ayahku dan kemudian pergi dengan tatapan ngerinya padaku. Ah negaraku tercinta, miskin hukum haus akan uang.
***
Jangan berhenti! Kamu takkan dapat apa-apa bila berhenti di sini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Fisika (Arus & Tegangan)

MENGUKUR ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK I.                    Tujuan:   Mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik II.                 Landasan Teori 1.       Hukum Ohm              “ besar kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial antar ujung-ujung penghantar , asalkan suhu penghantar tetap . “                 Hukum ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan, dan tahanan berhubungan.  George ohm menentukan secara eksperimental bahwa jika tegangan yang melewati sebuah tahanan bertambah nilainya maka arusnya juga akan bertambah nilainya. Begitu juga sebaliknya. Hukum ohm dapat dituliskan dalam rumus seb...

I WANT TO DIE BUT I WANT TO EAT TEOKPOKKI Part 1

Dari: diriku Untuk: diriku   saya minta maaf! *** Sebelumnya saya mau review sedikit tentang buku yang sangat excited saya pesan. Sejujurnya ini kali pertama saya memesan buku secara online , ikut pre-order dan nungguin sampe beberapa puluh hari. Saya benar-benar ingin berterima kasih kepada Baek Se Hee yang telah sangat berbaik hati berbagi kisahnya dan menuliskannya dalam sebuah buku. Awalnya saya mengetahui buku itu karena direkomendasikan oleh boygroup Korea Selatan, BTS tapi pada saat itu hanya ada versi hangeul beberapa lama kemudian saya melihat postingan seorang psikiater yang saya ikuti di twitter dan ia diberi tanggung jawab menuliskan kata pengantar pada buku tersebut. Setelah itu tentu saja saya langsung mencari tahu buku yang sudah diproduksi dalam Bahasa Indonesia tersebut. Melihatnya langsung membuat saya sangat senang, awalnya saya berpikir akan membacanya dalam waktu satu hari saja, nyatanyaaa…buku setebal 236 halaman tersebut harus saya baca berha...

CINTA KETINGGALAN KERETA (cerpen)

CINTA KETINGGALAN KERETA Tak terdefinisikan Perasaan yang tak terdifinisikan Kereta melaju semakin cepat nan semakin jauh Meninggalkanku terpuruk di sini Sunyi senyap… tak ada siapa-siapa selain rel kereta ****                 Mentari memasuki celah-celah kamarku, menusuk kulit kuning langsatku tepat di wajahku.                 “hooaaamm” sinar mentari menggantikan alarm yang teronggok di depan kasur                 Pagi yang cerah untuk memulai hari baru, mengukir kenangan dalam sebuah buku tebal pemberian Tuhan. Kuayunkan kakiku menuju kamar mandi dan segera bersiap ke sekolah tercinta bertemu puluhan makhluk ciptaan Tuhan. Sebelumnya perkenalkan aku Diah. Aku kelas dua SMA dan Umurku 15 tahun, tidak, tahun ini akan 16 tahun. Tapi sebelum ta...