Kini aku paham bagaimana maksud pacaran adalah pelecehan kepada wanita.
Sungguh...
Dengan sebuah janji omong kosong dan kata-kata manis, lelaki bisa dapat berbagai kenikmatan. Mungkin bagi perempuan juga tapi sungguh suatu saat akan menyesal.
Kini aku paham mekanismenya...
Sebuah contoh...
Lelaki mengajakmu makan berdua dengan dalih dia yang akan membayarnya.
Kalian mungkin hanya berteman, tapi bukankah semua memang berawal dari teman? Oh aku tidak melebihkan sungguh tapi tanpa ikatan apapun itu harusnya tak ada yang terjadi walau hanya makan berdua.
Lalu kamu makan dengannya. Berdua. Yang ketiga setan. Hanya karena ingin dibayarkan makanannya.
Aku kemudian berpikir...
Serendah itu kah aku? Sehingga ada yang berani mengajakku seperti itu.
Apakah aku sebegitu murahnya?
Dulu mungkin hal ini hal yang biasa. Bahkan mungkin indah, makanan gratis.
Namun sekarang aku merasa itu benar-benar pelecehan. Harga diriku tergores.
Kemudian aku sadar...
Itu salahku.
Aku tak bisa menjaga diri.
Aku tak bisa menjaga kehormatan.
Sehingga masih ada yang dengan beraninya mengajak kepada yang seperti itu.
Masih ada yang berani chat tanpa alasan syar'i.
Aku menutup aurat ku namun masih terbuka bagi lawan jenis.
Aku belum berhasil menjadi muslimah seutuhnya.
Sekali lagi, aku belum bisa menjaga kehormatanku seutuhnya.
Beginikah rasanya menjadi manusia hina.
Aku merasa kotor akan semua masa lalu yang nyatanya lebih parah dari ini.
Yaa tapi semua sudah lalu.
Saudariku...
Hidup dalam penyesalan sungguh tak enak. Asli.
Cegah lah dirimu hidup dalam penyesalan itu.
Apapun yang terjadi sekarang dan tak sesuai rambu-rambu Islam, pasti akan disesali.
Pasti.
Kapan pun itu.
Baik di dunia maupun di akhirat.
Itu sudah janji Allah yang pasti terjadi.
Lebih baik menyesal di dunia daripada di akhirat.
Tapi alangkah lebih baiknya hidup tanpa penyesalan.
Yuk taubat! 😊
Salam sayang.
Sungguh...
Dengan sebuah janji omong kosong dan kata-kata manis, lelaki bisa dapat berbagai kenikmatan. Mungkin bagi perempuan juga tapi sungguh suatu saat akan menyesal.
Kini aku paham mekanismenya...
Sebuah contoh...
Lelaki mengajakmu makan berdua dengan dalih dia yang akan membayarnya.
Kalian mungkin hanya berteman, tapi bukankah semua memang berawal dari teman? Oh aku tidak melebihkan sungguh tapi tanpa ikatan apapun itu harusnya tak ada yang terjadi walau hanya makan berdua.
Lalu kamu makan dengannya. Berdua. Yang ketiga setan. Hanya karena ingin dibayarkan makanannya.
Aku kemudian berpikir...
Serendah itu kah aku? Sehingga ada yang berani mengajakku seperti itu.
Apakah aku sebegitu murahnya?
Dulu mungkin hal ini hal yang biasa. Bahkan mungkin indah, makanan gratis.
Namun sekarang aku merasa itu benar-benar pelecehan. Harga diriku tergores.
Kemudian aku sadar...
Itu salahku.
Aku tak bisa menjaga diri.
Aku tak bisa menjaga kehormatan.
Sehingga masih ada yang dengan beraninya mengajak kepada yang seperti itu.
Masih ada yang berani chat tanpa alasan syar'i.
Aku menutup aurat ku namun masih terbuka bagi lawan jenis.
Aku belum berhasil menjadi muslimah seutuhnya.
Sekali lagi, aku belum bisa menjaga kehormatanku seutuhnya.
Beginikah rasanya menjadi manusia hina.
Aku merasa kotor akan semua masa lalu yang nyatanya lebih parah dari ini.
Yaa tapi semua sudah lalu.
Saudariku...
Hidup dalam penyesalan sungguh tak enak. Asli.
Cegah lah dirimu hidup dalam penyesalan itu.
Apapun yang terjadi sekarang dan tak sesuai rambu-rambu Islam, pasti akan disesali.
Pasti.
Kapan pun itu.
Baik di dunia maupun di akhirat.
Itu sudah janji Allah yang pasti terjadi.
Lebih baik menyesal di dunia daripada di akhirat.
Tapi alangkah lebih baiknya hidup tanpa penyesalan.
Yuk taubat! 😊
Salam sayang.
Komentar
Posting Komentar