Langsung ke konten utama

B E K U (7)


            Aku tersenyum. Merasa hidupku lebih damai dan indah. Aku sekarang bahagia. Ayah ibuku tak pernah lagi berlaku buruk padaku. Mereka lebih menyayangiku. Teman-temanku selalu di sampingku. Darto? Ah hanya hubungan layaknya ikhwan dan akhwat sebagaimana seharusnya. Seperlunya saja. Rasanya semua terasa sudah cukup.
The Story of Kintan End
***
            “dia yang minta dikuburkan di Makassar saja bu”ucap seorang wanita paruh bayah sambil terisak. Dia mengenakan pakaian serba hitam.
            “dia meninggal dalam keadaan damai. Wajahnya tersenyum”seorang nenek juga turut terisak hebat.
            “dia perempuan yang hebat”remaja lelaki menatap jenazah yang tertutup kain.
            “dia selalu bilang nda punya teman. Tapi teman-temannya bahkan jauh-jauh datang hanya untuk melihatnya dikebumikan hiks.. hikss”tangis yang tiada henti dari gadis polos dan riang.
            “dia sudah tenang”senyum dewasa dari gadis yang bijak.
***
            Hai para pembaca kisah Kintan, namaku Aldo. Ya saingan Kin yang selalu diceritakannya. Aku ingin meluruskan beberapa hal, aku tak sebureng yang Kintan bilang ya. Hanya saja ketika ulangan, hendaknya soalnya dikerjakan sendiri. Kalau aku bantuin, sama aja aku bantu mereka menjadi bodoh, menjadi pembohong, cikal bakal koruptor.ya itu aja sih penjelasannya.
            Mungkin kalian anggap kami ini jahat. Tak pernah menghubungi Kintan saat dia dipindahkan. Tak pernah bersimpati, tidak peka dengan segala hal yang terjadi dengannya dan banyak hal. Harus kuakui satu dari sekian tuduhan itu ada benarnya. Kami terlalu sibuk dengan diri kami sendiri hingga kami lupa akan teman kami. Kalian jangan gitu ya! Care sama teman kalian. Itu penting banget. Walaupun dia dengan dingin dan cuek-cueknya gak mau dipedulikan namun di lubuk hati terdalamnya mereka sebenarnya juga membutuhkannya. Jangan hidup dalam penyesalan layaknya kami.  But you know, setelah semua hal yang terjadi sama Kin, kami mencoba untuk menghubunginya di Makassar namun katanya dia tak punya hp. Hanya neneknya yang punya, yang ayah ibunya pun tak ingin memberikan entah kenapa. Jangan negative thinking dulu teman, pasti orang tuanya punya alasan.
            Aku sedih dan menyesal kami merupakan satu dari sekian sebab yang tak bisa ia ceritakan, hingga dia mengalami depresi berat. Sekelompok orang yang harusnya menyokong dia, malah perlahan membunuhnya. Dia tak pernah bercerita hingga semua merasa hidupnya terlalu sempurna. Dia cantik, kaya, cerdas, punya segalanya. Apa yang membuatnya sedih? Ahh sebuah kisah tak terceritakan. Tak usah penasaran kawan, terkadang seseorang memiliki privasi yang betul-betul tak bisa ia ceritakan kecuali bersama Tuhannya. Tak usah menilai seseorang dari tampilan luar. Dia terlihat kuat, namun ternyata dia begitu rapuh. Dia butuh penguat dan kami gagal menjadi penguatnya. Kamu jangan seperti itu ya pada kawanmu. Tapi dia hebat. Dari sekian juta rasa sakit yang mendera, derita yang tak kita tahu apa itu, dia lihai bersandiwara. Buktinya, semua manusia mengiranya hidup bahagia. Berprasangka dia baik-baik saja. Dia berhasil. Tidak banyak mengeluh dan menyembunyikan rasa sakitnya sendiri. Sesungguhnya itu menyiksanya, harusnya dia tidak melakukan itu. Bersembunyi. Tapi aku paham, dia pasti tak bisa mempercayai manusia. Aku juga begitu.
            Terkadang, kita harus meredam ego dan belajar menjadi manusia kawan. Sifat bodoamat dan cuek mungkin baik diaplikasikan pada beberapa hal. Namun, bila melihat temanmu dalam masalah, sepertinya menjadi satu dari sekian telinga yang bisa menampung aspirasinya bisa menjadi pilihan. Setidaknya dia tidak sendiri. Jadilah baik, tepati janjimu, agar kawanmu percayaimu.
Salam dari manusia burengnya Kintan, Aldo.
***
            Saya paham kalian akan benci kami. Dari awal cerita, kami adalah makhluk terjahat dalam kepala Kintan. Kami orang tua yang buruk. Jangan seperti kami, tolong! Kalian hanya akan menyiksa anak-anak kalian.
            Kami menikah di usia belia. Ilmu menikah dan ilmu agama yang benar-benar nol total. Tak ada sama sekali. Kami tak ada bekal untuk mendidik anak. Yang paling penting mereka bisa makan dan hidup enak. Hidup mereka bahagia dengan diapresiasi masyarakat. Mereka tidak dihina masyarakat. Mereka bisa dibanggakan dan semua orang tua bercita-cita memiliki mereka. Karena kami berhasil mendidik mereka. Anak cerdas dan juara sekolah selalu jadi dambaan para orang tua. Namun ternyata kami salah. Kami salah dalam mendidik. Bekal yang tak cukup. Visi duniawi kami dan tak pernah dengarkan keluh kesah mereka. Tapi sungguh kami menyayangi mereka, tapi cara kami salah. Kami paham betul namun sungguh tak tahu harus bagaimana. Kami terlanjur beku, dan entah mengapa terasa canggung bila ingin menghangatkan mereka. Ketika kami mencoba hangat, yang ada kami semakin beku. Semakin kejam.
            Maafkan kami Kintan.
***
            Teruntuk kamu, siapapun kamu dan dimanapun kamu berada.
            Halo! Kamu cantik. Kamu tampan. Kamu berharga. Kamu disayangi. Kamu tak pernah sendiri. Kamu berhak hidup.
            Bukannya sakit ya melukai diri sendiri? Aku tahu kamu sudah tak merasa apa-apa lagi ketika perak itu menyentuh kulitmu. Perasaan kalut dalam dada dan kepalamu lebih mendominasi. Membuat mu mati rasa akan perih. Namun bukannya ketika semuanya berhenti, nyerinya akan terasa? Indah yah melihatnya merah menyala. Menetes dari tubuh yang kamu rasa sudah tak ada harganya lagi. Berharap Tuhan mencabut nyawamu sesegera mungkin.
            Kamu salah. Aku harus mengatakan ini. Dari milyaran orang di dunia ini, ada begitu banyak yang mencintaimu. Setidaknya 2. Orang tua mu. Hey! Kamu disayangi.
            Aku tahu kamu lelah. Lelah dengan kehidupan dan pikiranmu sendiri. Maka beristirahatlah sejenak. Ambil napas dalam-dalam, hembuskan perlahan kemudian bangkit dan kembali lagi. Aku tahu kamu bosan. Bosan dengan lelah. Bosan dengan takut. Bosan dengan putus asa. Aku tahu kamu tak menemukan kata apa pun dalam menjelaskan yang kamu rasa. Aku tahu kamu kehilangan rasa. Aku tahu kamu tak pernah memperhitungkan kedatangannya. Dan aku sungguh tahu kamu ingin sembuh. Sembuh dari apa? Entahlah. Semua tentangnya seakan buram dan tak ada titik terang, yang ada hanya gelap. Aku tahu kawan. Aku sungguh tahu.
            Namun kamu telah berjuang di sela lelahmu. Jangan khawatir, setiap hal akan baik. Lakukan yang terbaik dan semuanya akan baik-baik saja. Kamu telah melakukan yang terbaik. Kamu telah mencoba baik. Jangan menyerah! Permata yang jatuh bangun ingin kau raih itu sebentar lagi berada dalam genggaman. Untuk kamu yang lelah, bertahanlah! Akan ada pelangi dalam sabarmu. Bersabarlah!
            Jadilah cahaya. Setidaknya untuk dirimu sendiri. Kamu punya seribu satu alasan untuk hidup. Coba temukan walau hanya satu saja. Dalam keadaan apapun, jangan lupa nyalakan cahaya. Karena cahaya sekecil dan seredup apapun pasti akan terlihat di kegelapan. Saat orang lain tak dapat menyalakan cahaya untukmu, nyalakanlah cahayamu sendiri. Jadilah kuat! Jangan mengharap bantuan manusia lain. Semua orang punya hidupnya masing-masing. Jangan berharap nanti kamu kecewa.
            Teruntuk kamu, aku di sini menyayangimu. Tetaplah kuat! Hey, kamu kuat. Dari sekian derita yang memberatkanmu, kamu masih Nampak kuat. Tidak banyak mengeluh. Bertahanlah! Esok akan lebih baik dari hari ini. Tetaplah hidup untuk melihat pelangi setelah badai. Kamu adalah yang terkuat dari sekian orang yang takkan mengertimu. Maka bertahanlah. Kamu pantas hidup.
            Aku tahu ada begitu banyak hal yang tak bisa kamu ceritakan kepada orang lain. Kamu mungkin tak percaya mereka, kamu takut diejek dan sebagainya. Tak apa. Cerita saja pada Tuhanmu. Dia akan membantu. Tenang saja, kamu tidak sendiri. Namun bila kamu butuh bahu untuk bersandar, aku akan selalu ada untukmu.
            Aku dan sekian ribu orang di dunia ini, senang kamu hidup di dunia ini. Kamu luar biasa. Bertahanlah!
Hey kamu, aku menyayangimu.
Kamu luar biasa.

Don’t forget to turn on your light” Albus Dumbledore.
***
Terkadang ada beberapa hal yang indah bila tetap menjadi rahasia dan tak harus dijelaskan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Fisika (Arus & Tegangan)

MENGUKUR ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK I.                    Tujuan:   Mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik II.                 Landasan Teori 1.       Hukum Ohm              “ besar kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial antar ujung-ujung penghantar , asalkan suhu penghantar tetap . “                 Hukum ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan, dan tahanan berhubungan.  George ohm menentukan secara eksperimental bahwa jika tegangan yang melewati sebuah tahanan bertambah nilainya maka arusnya juga akan bertambah nilainya. Begitu juga sebaliknya. Hukum ohm dapat dituliskan dalam rumus seb...

I WANT TO DIE BUT I WANT TO EAT TEOKPOKKI Part 1

Dari: diriku Untuk: diriku   saya minta maaf! *** Sebelumnya saya mau review sedikit tentang buku yang sangat excited saya pesan. Sejujurnya ini kali pertama saya memesan buku secara online , ikut pre-order dan nungguin sampe beberapa puluh hari. Saya benar-benar ingin berterima kasih kepada Baek Se Hee yang telah sangat berbaik hati berbagi kisahnya dan menuliskannya dalam sebuah buku. Awalnya saya mengetahui buku itu karena direkomendasikan oleh boygroup Korea Selatan, BTS tapi pada saat itu hanya ada versi hangeul beberapa lama kemudian saya melihat postingan seorang psikiater yang saya ikuti di twitter dan ia diberi tanggung jawab menuliskan kata pengantar pada buku tersebut. Setelah itu tentu saja saya langsung mencari tahu buku yang sudah diproduksi dalam Bahasa Indonesia tersebut. Melihatnya langsung membuat saya sangat senang, awalnya saya berpikir akan membacanya dalam waktu satu hari saja, nyatanyaaa…buku setebal 236 halaman tersebut harus saya baca berha...

CINTA KETINGGALAN KERETA (cerpen)

CINTA KETINGGALAN KERETA Tak terdefinisikan Perasaan yang tak terdifinisikan Kereta melaju semakin cepat nan semakin jauh Meninggalkanku terpuruk di sini Sunyi senyap… tak ada siapa-siapa selain rel kereta ****                 Mentari memasuki celah-celah kamarku, menusuk kulit kuning langsatku tepat di wajahku.                 “hooaaamm” sinar mentari menggantikan alarm yang teronggok di depan kasur                 Pagi yang cerah untuk memulai hari baru, mengukir kenangan dalam sebuah buku tebal pemberian Tuhan. Kuayunkan kakiku menuju kamar mandi dan segera bersiap ke sekolah tercinta bertemu puluhan makhluk ciptaan Tuhan. Sebelumnya perkenalkan aku Diah. Aku kelas dua SMA dan Umurku 15 tahun, tidak, tahun ini akan 16 tahun. Tapi sebelum ta...